KAPOL.ID – Ketua Tanfizi DPP Front Pembela Islam (FPI) Jawa Barat, Habib Zaky Alydrus berpesan kepada jemaah agar peristiwa penusukan kepada Habib Syeh Ali Zabier menjadi ibrah, pelajaran.
“Kepada laskar FPI, hati-hati jaga ulama jaga habib jangan sampai terjadi lagi ada kasus penusukan,” katanya.
Peristiwa itu menjadi peringatan bagi bara pendakwah agar istikamah. Dicontohkan, Nabi Ibrahim tidak takut pada penguasa. Menyampaikan hak melawan Raja Namruz, penguasa yang zalim.
“Para kiai, para ulama jangan takut menyampaikan kebenaran,” katanya di Alun-alun Wanaraja Garut, saat digelar Tablig Akbar memperingati Tahun Baru Islam 1442 H, HUT ke-75 RI, dan Milad ke-7 FPI Kec. Wanaraja, (14/9/2020).
Tampak hadir dalam acara itu, di antatanya Ketua FPI Kabupaten Garut, Ustaz Sulaeman, Ketua Bidang Keorganisasian 212, KH. Abdul Qohar Alqudsy, dan Habib Hasyim Alhabsy.
Sedikitnya 1500 jemaah tumpah-ruah menghadiri tablig akbar itu. Unsur forum komunikasi pimpinan kecamatan pun hadir, beserta perwakilan dari beberapap organisasi kemasyarakatan.
Habib Hasyim Alhabsyi menuturkan, hijrah mengandung makna yang agung. Rasulullah menegakkan kalimat Allah dengan risiko tinggi. Bukan hanya harta, bahkan jiwanya terancam.
“Rasulullah menghadapi orang-orang kafir, orang fasik dan munafik yang tidak suka dengan dakwah Islam. Saat ini banyak orang yang tidak suka dengan dakwah. Dakwah sudah menjadi sunatullah mendapat gangguan, makarisasi, dan kriminalisasi dari orang orang kafir, fasik, dan munafik,” katanya.
Menurutnya, perjuangan dakwah saat ini, tidak jauh berbeda dengan berabad-abad masa silam.
Menurut Pimpinan Ponpes Al-Ittihad, KH. Abdul Qohar Lc, umat Islam harus tahu dan paham tentang sejarah agar tidak dibodohi oleh para penghianat bangsa yang berusaha menghapus fakta sejarah tentang bagaimana peran dan jasa para habib dan ulama yang begitu besar memerdekakan bangsa Ini.
“Sejarah telah membuktikan bahwa Lembaga pendidikan yang pertama berdiri di negara ini adalah Mesjid, Madrasah dan Pesantren yang telah melahirkan Para Wali, ulama dan santri yang kemudian berjuang melawan penjajah demi tegaknya NKRI,” kata Ketua Bidang Kaderisasi PA 212 itu.