KAPOL.ID—Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tasikmalaya mencatat, dalam setahun 2020 ada sebanyak 85 warga Kabupaten Tasikmalaya positif mengidap penyakit HIV/AIDS.
Pengidap HIV/AIDS dari kalangan laki-laki lebih banyak ketimang perempuan, dengan selisih cukup mencolok: 55 berbanding 28. Usianya antara 18-45 tahun.
Adapun penyebabnya, berdasarkan keterangan dari Kepala Bidang P2P DKPP Kabupaten Tasikmalaya, Atang Sumardi, didominasi oleh perilaku seks tidak aman.
“Bukan seks bebas sebetulnya, melainkan seks yang tidak aman. Misalnya orang yang tidak bisa setia dengan pasangannya, melakukan seks dengan yang lain tanpa menggunakan pelindung,” ujar Atang.
Atang mengaku sering dibikin heran juga, seorang ibu rumah tangga yang pergaulannya biasa-biasa saja, ada yang positif HIV/AIDS. Pihaknya pun melakukan contac tracking.
“Ini juga sama saja seperti Covid-19, ada contac tracking erat. Ketika ditanyakan, ternyata suaminya bekerja di Jakarta, Bandung. Pulangnya jarang. Sekalinya pulang, ehh, bawa penyakit,” lanjutnya.
Memang bisa juga diakibatkan oleh napza suntik, lanjut Atang, tetapi untuk konteks Kabupaten Tasikmalaya kasusnya sudah sangat jarang ditemukan.
Penularan HIP/AIDS memang tidak seperti Covid-19. Orang berciuman, berenang atau tidur bareng tidak menyebabkan penularan, kalau tidak berhubungan badan.
“Karena virus ini adanya di cairan vagina, sperma, air susu, dan darah. Jadi benar-benar di dalam tubuh,” katanya lagi.
DKPP Kabupaten Tasikmalaya sendiri selalu berupaya untuk melakukan pencegahan. Antara lain menempatkan konselor yang terlatih di setiap Puskesmas. Mereka sudah bisa mengedukasi masyarakat.
“Tugas konselor inilah yang memberi penyuluhan ke remaja, seperti siswa SMP, SMA, dan sebagainya,” tandasnya.