KAPOL.ID – Setelah mengikuti tes fisik pertama yang digelar selama tiga hari di di Sport Hall dan Stadion R.A.A. Adiwijaya beberapa waktu lalu, untuk sementara, seluruh atlet Kabupaten Garut dipandang layak mengikuti perhelatan akbar Porprov (Pakan Olahraga Provinsi) Jawa Barat than 2022.
Meski demikian, keseluruhan atlet harus terus meningkatkan ketahan fisinya, karena pada tes kedua harus bisa membuktikan peningkatan yang sidnifikan.
Pernyataan tersebut disampaikan Ketua Binpres (Bina Prestasi) KONI Kabupaten Garut, Drs. H. Eutik Karyana. M.Pd, yang sekaligus selaku ketua Satlek (Satuan Pelaksana) pada Prorprov Jabar 2022, usai menggelar pertemuan bersama para ketua dan pelatih Cabor yang digelar Selasa (9/8/2022) di Aula ITG (Institut Teknologi Garut).
Eutik pun menjelaskan, bahwa tes fisik biasa dilakukan KONI kepada setiap atlet yang akan diberangkatkan menuju Porprov atau Porda untuk mengukur sejauhmana kesiapan atau kemampuan fisik para atlet yang akan bertanding.
“Nah, pada tes fisik pertama yang telah kami laksanakan, untuk sementara kami pandang para seluruh atlet yang akan menjadi kontingen Porprov laik dulu, karena kalau tidak layak terus dipaksakan hasilnya tidak akan baik pula. Selanjutnya, kami harapkan para atlet bisa meneruskan latihan bersama Cabornya masing-masing, tentunya dengan berbagai karakter,” tuturnya.
Ia pun menerangkan, pada Porprov Jabar tahun 2002, KONI Garut telah mempersiapkan sebanyak 497 atlet terbaik dari 41 Cabor yang ada.
Sebagaimana harapan Bupati Garut, Rudy Gunawan lanjut Eutik, seluruh atlet yang telah disiapkan harus bisa mengikuti Porprov, tentunya dengan harapan, semuanya telah mempersiapkan diri dalam menghadapi lawan-lawannya nanti agar mampu meraih prestasi terbaik.
Persiapan sendiri katanya tidak semudah apa yang diharapkan, tapi memerlukan proses tahapan-tahapan latihan diantaranya yang paling dasar adalah memiliki kebugaran jasmani dan kalau kebugaran jasmaninya telah mumpuni, baru ditingkatkan kemampuan fisiknya agar bisa memiliki prestasi.
“Jadi ceuk istilah sundanamah atlet teh ulah tepi ka diistilahkeun siga pemain sepak bola. Aya keur lumpat euweuh keur nyepak, atawa sabalikna, aya keur nyepak tapi euweuh keur lumpat. Tah intina ulah tepi ka diistilahkeun seperti itu. Makanya, kewajiban Satlak harus bisa mempersiapkan atlet yang layak untuk mengikuti Porprov,” tegasnya.
Melalui proses tahapan-tahapan tersebut lanjut Eutik, dalam pelaksanaan Porprov nanti, dari 41 Cabor yang diberangkatkan paling tidak sebanyak 21 Cabor mampu memiliki potensi peraihan emas.
Karenanya lanjut Eutik, program tahapan Satlak Porprov Koni Garut selanjutnya yaitu melakukan pemantauan latihan kepada setiap Cabor sebelum pelaksanaan tes terakhir secara umum di Bulan Oktober.
“Kemudian setelah tes fisik terakhir di Bulan Oktober bukan berarti atlet dan Cabor harus berhenti latihan. Mereka harus terus latihan, hanya porsinya saja yang dirubah, mungkin nanti 75 persen orientasinya ke tekhnik dan strategi dan 25 persinya latihan fisik,” ujarnya.***