BANDUNG, (KAPOL)- Kepala Satuan Koordinasi Wilayah Barisan Ansor Serbaguna (Kasatkorwil Banser) Jawa Barat, Yudi Nurcahyadi menilai popularitas nama Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil tak sebanding dengan kinerja.
Kerja Gubernur belum terasa sama sekali yang berbanding terbalik dengan kebesaran namanya yang bukan hanya populer di Jawa Barat tapi Indonesia bahkan sebagian Eropa.
“Yang kami rasakan begitu, lebih fokus mempopulerkan nama. Ya kayak artis saja bagaimana bisa terkenal. Apa coba yang sudah begitu dirasakan rakyat Jabar ?. Twiteran, Facebookan, Instagraman atau pamer desain-desain ?” kata Yudi balik bertanya, Rabu (9/10/2019).
Menurut Yudi, satu tahun Pemerintahan Ridwan Kamil sudah lewat sejak dilantik pada 5 September 2018 lalu. RK panggilan populer Gubernur Jawa Barat ini seolah lupa akan janji manisnya bahwa di 100 hari masa kerjanya saja akan ada program launching satu desa satu perusahaan, satu pesantren satu produk, launching program kesehatan, termasuk pariwisata.
“Ada gak itu satu desa satu perusahaan atau satu pesantren satu produk ?. Itu saja yang kita bahas gak perlu yang lain-lain. Gak ada kan ?,” tegas Yudi seraya mengingatkan bahwa janji itu dikoar-koar RK selepas dilantik Presiden Jokowi di Istana Negara.
Untuk itu, Yudi merasa Ridwan Kamil lebih cocok jadi artis daripada jadi Gubernur karena yang dikedepankan hanya popularitas bukan kerja nyata yang menyentuh masyarakat bawah.
“Betul sekarang era milenial dimana segala informasi ada di media sosial. Tapi apakah emak-emak, bapak-bapak yang diperkampungan apakah biasa pakai medsos ?. Yang mereka butuhkan itu ada program Gubernur yang langsung menyentuh isi perut, bukan isi komunikasi emosional,” tuturnya.
Untuk itu, Banser Jawa Barat meminta Ridwan Kamil jangan merasa bangga dulu bisa mengeksploitasi program yang unik menurut versinya sementara perut masyarakat dibiarkan kosong kerontang.
“Kan ada Bupati dan Wali Kota misalnya ?. Nah tugas Gubernur juga mengkoordinasikan apakah program Gubernur itu nyampai atau tidak dan tak ada salahnya tanya jeritan masyarakat-masyarakat kecil bukan nanya ke bawahan saja,” ucap Yudi. (JN)