KAPOL.ID –
Masyarakat saat ini sedang menjerit dalam perekonomian. Hal ini disebabkan adanya wabah virus corona yang melanda dunia.
Imbasnya warga harus mengisolasi mandiri di rumah, sehingga mau tidak mau masyarakat bertahan hidup dengan secukupnya.
Adalah Iwa Somantri (57), warga Dusun Cisaga Kolot, RT 10/14, Desa Mekarmukti, Kec. Cisaga, Kab. Ciamis.
Menurut Iwa, masa pandemi ini cocok buat beternak, khususnya burung jenis murai batu.
“Karena banyak yang di rumah, jadinya ternak murai sangat cocok. Kita bisa lebih banyak konsentrasi mengurus usaha murai ini. Pesanan jadi meningkat,” kata Iwa Rabu (14/10/2020).
Lelaki berprofesi PNS di Dinas Pertanian ini mengatakan masyarakat lain juga bisa mendapat peluang usaha lain.
“Pakan buat murai, bisa jadi peluang usaha, ada yang ternak jangkrik, cacing, kroto, ulat hongkong, dan lain-lain,” kata bapak dari 5 anak ini.
Sekarang Iwa sudah memiliki 11 kandang, dan dibantu seorang pegawai yang nantinya bisa membuka usaha sendiri.
“Disini sudah ada pegawai satu. Saya berharap nantinya dia akan bisa membuka usaha sendiri,” ujar Iwa yang sudah beternak burung murai kurang lebih 20 tahun.
Peternakan murai batu Iwa diberi nama IS Bird Farm, dan bisa menghasilkan 10-15 ekor perbulan. Dari anakannya, Iwa menjual 1,5 – 2 juta per ekornya.
“Anakan jantan umur 2 bulan (trotol) dijual 1,5 – 2 jt per ekor. Dari satu kandang bisa produksi 2-4 ekor, interval 1 bulan sekali,” ungkap Iwa.
Ia pun membocorkan tips untuk beternak murai. Sebelum melakukan penjodohan, siapkan dahulu kandangnya.
“Kandangnya ukuran minimal ideal, panjang 4 m, lebar 2,5 m dan tinggi 3 m. Lebih luas lebih bagus.”
“Di kurung gantung juga bisa, asal suasananya nyaman,” lanjut Iwa.
Di dalam kandang usahakan ada pepohonan atau tanaman. Juga harus disediakan box untuk sarang. Untuk atap gunakan genting.
“Usahakan didalam kandang ada pohon. Dan atapnya pakai genting, supaya tidak terlalu panas,” kata Iwa.
Untuk indukan, Iwa memilih betina yang berumur minimal 7 bulan, dan jantannya umur 2 tahun.
“Saya hanya memilih betina dari hasil ternak,” ungkapnya.
Setelah mendapatkan indukan, dilakukan proses penjodohan selama sepekan.
“Indukan dimasukan sangkar masing-masing, lalu sangkarnya didekatkan sekitar semingguan. Jika burung saling mendekati, langsung dimasukan ke kandang,” katanya.
“Masukkan dulu betinanya selama seminggu, lalu jantannya,” lanjut Iwa.
Murai akan mengerami telornya selama 14 hari. Setelah 8 hari netas, anak murai diaambil, lalu kita lolohin.
“Pemberian makan setiap hari dari jam 7 pagi sampai jam 4 sore. Setiap jamnya kita lolohin. Kita lakukan selama tiga minggu,” ujar Iwa.
Indukan di IS BF, 90 persen pilihan. Iwa memilih indukan melihat dari bentuk tubuh dan karakter.
“Tubuh berbentuk dada bidang, kepala cepak, mata nonjol, volume keras. Karakter, burung lincah (fighter),” ujar Iwa. (MAM)***