KAPOL.ID — Sejak tak terjadinya turun hujan yang sejak sekitar dua bulan lalu, telah mengakibatkan sumber-sumber air semakin menyusut.
Di sungai Ciwulan misalnya. Sebelum musim kemarau, biasanya air sangat melimpah dan deras. Bahkan derasnya air di sungai yang lebarnya mencapai 58 meter di kampung tersebut, tak akan membuat orang berani untuk menyebranginya.
Namun kini derasanya air sungai Ciwulan, terutama di Blok Kampung Ciramajaya, Desa Nanggerang; sudah tak nampak lagi. Yang terlihat sekarang malah dasar sungai yang dipenuhi hamparan bebatuan sungai.
Sementara air yang masih terlihat masih mengalir di sela-sela bebatuan pun paling hanya seukuran tinggi lutut orang dewasa.
“Sekarang main di sungai Ciwulan bukan bikin takut lagi, tapi kalau sore hari malah makin ramai sering anak-anak bermain sambil selfi-selfian,” kata Kepala Desa Nanggerang, Agus Suwarlan.
Selain sering menjadi tempat masyarakat bermain, air di sungai Ciwulan pun dimanfaatkan warga untuk mandi dan mencuci.
“Memang sekarang mah airnya jernih, makanya sering juga masyarakat menggunakannya untuk mencuci, bahkan mandi,” lanjut Agus.
Kejadian tersebut kata Agus merupakan hal yang langka, karena biasanya sekalipun kemarau berlangsung dua sampai tiga bulan, air tak sampai surut seperti sekarang ini.
“Biasanya tidak seperti ini, sekalipun kemarau sampai tiga bulan pun sekitar 30 persen air masih mengalir. Sekarang mah baru dua bulan musim kemarau saja, sudah seperti ini,” pungkas Agus.
Support KAPOL with subscribe, like, share, and comment
Youtube : https://www.youtube.com/c/kapoltv
Portal Web : https://kapol.tv/
Portal Berita : https://kapol.id/
Facebook : https://www.facebook.com/kabar.pol
Twiter : https://twitter.com/kapoltv