KAPOL.ID – Pertemuan antara pendiri Bank NISP Bandung, yang juga Chairman Emeritus & Senior Board Advisor Bank OCBC NISP, Karmaka Surjaudaja dengan Putra Brigjen (Purn) R. Sutoko, mantan Lektor Kepala ITB dan Rektor Universitas Widyatama, Dr. Ir. Mame S Sutoko di Kantor Cabang NISP Jalan Cibeunying Bandung bisa dikatakan peristiwa paling mengesankan tapi juga sangat mengharukan.
Peristiwa bersuanya dua orang dengan profesi yang berbeda terjadi sekitar tahun antara 2010-2011, serasa sangat istimewa.
Putra pejuang kemerdekaan Brigjen (Purn). R. Sutoko, Mame S Sutoko, yang lahir di Kampung Lebaksiuh, Desa Cipicung, Kecamatan Culamega, Kabupaten Tasikmalaya saat berjuang bersama Gubernur Sewaka mendirikan Pemerintahan Darurat di Provinsi Jawa Barat (1947-1948) dan menantu Lim Khe Tjie, yang juga pejuang kemerdekaan, Karmaka Surjaudaja, keduanya dari keturunan Tionghoa.
Namun sangat nasionalis dan ikut berjuang untuk kemerdekaan RI, bisa dikatakan jarang terjadi dan luput dari perhatian.
Dikatakan mengesankan karena pertemuan itu sangat spesial.
Saat datang ke kantor Karmaka sudah duduk diatas kursi di teras depan kantornya menyambut Mame.
Bak menyambut orang yang sangat dihormati Karmaka sangat ta’zim kepada putra Brigjen R. Sutoko yang sempat menjadi Wakasad saat Kasadnya Jenderal AH. Nasution (1952).
“Saya sangat bersyukur bisa bertemu dengan putra Pa Sutoko yang sempat menyelamatkan nyawa saya, saat menghadapi masa-masa kritis menghadapi ancaman pembunuhan,” tutur Karmaka terlihat matanya berkaca-kaca menitikkan air mata disela ngobrol dengan Mame disaksikan Kapol.
Ia menceritakan panjang lebar saat detik-detik nyawanya terancam, dan bisa meloloskan diri dari sekapan orang yang akan membunuhnya.
Saat berhasil lolos, kata Karmaka, ia ingat pesan mertuanya Lim Khe Tjie, beliau memberi pesan, jika dalam kondisi gawat, bisa temui Pa Sutoko. Padahal saya tidak kenal dengan Pa Sutoko, hanya saja ingat alamatnya,” imbuhnya sambil terus mengusap air matanya yang terus berlinang.
Singkat cerita Karmaka bisa menyelamatkan nyawanya setelah mendapat perlindungan dari R.Sutoko, saat itu bertugas di Kodam Siliwangi menyuruh anak buahnya untuk mengawal Karmaka dari kemungkinan ancaman pembunuhan, bahkan diberi baju anti peluru.
Peristiwa diselamatkan nyawa Karmaka oleh Sutoko terlukis jelas dalam buku,
“Tidak Ada yang Tidak Bisa, ditulis oleh Dahlan Iskan dan Jangan Sakiti Hati Rakyat: Menggali Spirit Kehidupan Brigjen (Purn) R. Sutoko, ditulis oleh Agung Ilham Setiadi dan Ibnu Hijar Apandi.
Tak terasa pertemuan di Kantor Pribadi Pendiri dan Presdir Bank NISP yang cukup luas dan megah itu berlangsung sekitar dua jam.
Usai pertemuan Mame S Sutoko menjelaskan memang Ayah sempat menceritakan bagaimana perjuangan Lim Khe Tjie saat membantu para pejuang dari kita menghadapi Belanda.
“Persahabatan Ayah dengan mertua Om Karmaka sangat dekat, bersama-sama berjuang melawan Belanda,” jelasnya.
Kini pungkas Mame, kita telah kehilangan orang terbaik dan berjiwa sosial tinggi.
“Om Karmaka telah meninggalkan kita. Berkat perhatiannya terhadap pendidikan Om Karmaka lewat beasiswa NISP, telah melahirkan 1.600 sarjana dari berbagai perguruan tinggi,” tuturnya terharu.***
—- Support KAPOL with subscribe, like, share, and comment —-
Youtube : https://www.youtube.com/c/kapoltv
Portal Web: https://kapol.tv
Twiter : https://twitter.com/kapoltv
Facebook : https://www.facebook.com/kabar.pol
Instagram : https://www.instagram.com/kapol_id
Portal Inside : https://kapol.id/