BUDAYA

Festival Ngubek Beber di Cikelet Garut Bangkit Lagi

×

Festival Ngubek Beber di Cikelet Garut Bangkit Lagi

Sebarkan artikel ini
Festival Ngubek Beber
Pertunjukan kesenian mewarnai Festival Ngubek di Desa Beber, Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut, Minggu (28/8/2022).

KAPOL.ID – Festival Ngubek Beber kembali berdenyut di Cikelet, Kabupaten Garut, Minggu (28/8/2022). Penggagasnya, Dosen Institut Seni dan Budaya Indonesia (ISBI), Iip Sarip Hidayana. Acara berlangsung di Kawasan Wisata Gunung Geder, Desa Cijembe.

Menurut Iip, kegiatan ini terlaksana atas kerjasama ISBI Bandung bekerja sama dengan Yayasan CKLT dan Pemerintah Desa Cijambe, dengan dukungan Program Nasional Revolusi Mental (GNRM) Kemenko PMK dan Forum Rektor Indonesia.

“Peserta yang terlibat dalam kegiatan ini, sekitar 500-1000 orang, yang melibatkan 60 Mahasiswa ISBI Bandung melalui program IMUN, PKP mahasiswa Prodi Musik Bambu, dan PKM (Program Kreativitas Mahasiswa),” katanya.

Selain melibatkan mahasiswa dan dosen ISBI Bandung, kata Iip, ada sekitar 300 siswa dari empat SMA dan SMP di Garut, masyarakat umum, tokoh, seniman, pegiat budaya, pemerintah, dan TNI/POLRI.

Iip memandang gotong royong merupakan spirit dasar yang menjadi energi utama masyarakat desa. Saat ini, spirit gotong royong tersebut mulai terkikis oleh sikap pragmatisme yang semakin menguat akibat perubahan gaya hidup sebagai dampak kapitalisme global yang memasuki ruang-ruang kehidupan kita sehari-hari.

“Spirit gotong royong sejatinya adalah ruh bangsa Indonesia dalam membangun kehidupan sosial yang harmoni dan kokoh. Oleh karena itu, nilai-nilai kearifan lokal ini perlu terus digali dan dikuatkan kembali,” katanya.

Dalam konteks kekinian, penggalian nilai-nilai kearifan lokal itu di antaranya dilakukan melalui penyelenggaraan festival seni budaya yang dapat menggugah kembali spirit tersebut, yakni Festival Ngubek Beber.

Pada saat yang sama, festival ini juga menjadi bentuk upaya pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui potensi kearifan lokal. Selain itu, penggalian spirit gotong royong ini diintegrasikan dalam kegiatan edukasi lingkungan.

Hal itu didasari atas keprihatinan terkait fenomena kerusakan lingkungan yang telah menjadi persoalan global dan menjadi perhatian banyak kalangan, termasuk di desa-desa.

Kerusakan lingkungan itu di antaranya terjadi di wilayah Kecamatan Cikelet Kabupaten Garut, yang salah satunya berdampak pada musibah banjir besar tahun 2009.

Sejak peristiwa tersebut, sejumlah upaya dilakukan untuk mendorong kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan hidup.

Salah satu upaya tersebut adalah dengan menjadikan wilayah muara/beber sebagai tempat melakukan edukasi tentang pentingnya pelestarian lingkungan berbasis budaya yang disajikan dalam Festival Ngubek Beber, yang digagas Iip Sarip Hidayana, dosen ISBI Bandung sekaligus pegiat budaya di Cikelet.

Ngubek Beber adalah istilah dalam Bahasa Sunda yang artinya menangkap ikan bersama-sama di muara sungai. Muara ini merupakan titik akhir sungai sebelum bertemu dengan laut. Pada masa lalu, kegiatan ini menggambarkan tradisi gotong royong masyarakat dalam mewujudkan kebersamaan dan harapan.

Dalam tradisi lisan masyarakat Cikelet, tradisi ini sudah ada sejak lama, dan biasanya dilaksanakan menjelang datangnya bulan suci ramadan.

Pada saat itu, masyarakat secara sukarela menebar benih ikan di muara sungai/beber dengan berbagai jenis ikan, dan akan ditangkap bersama-sama pada hari lebaran. Namun, tradisi ini telah hilang, dan karenanya dilakukan revitalisasi secara kontekstual yang menarik masyarakat saat ini, yakni dikemas dalam sebuah festival.

Dalam pelaksanaannya, kegiatan Festival Ngubek Beber memiliki sejumlah rangkaian acara. Mulai dari pelatihan dan workshop pembuatan alat musik lodong (alat musik tradisional dari bahan dasar bambu) yang dilakukan oleh para dosen dan mahasiswa Prodi Musik Bambu ISBI Bandung melalui program PKP (Praktik Kerja Profesi) dan dibantu oleh mahasiswa lain melalui program IMUN (ISBI mengabdi untuk Negeri)

Kemudian pertunjukan massal musik lodong yang dilakukan oleh berbagai komponen masyarakat, khususnya siswa sekolah.

Juga penanaman benih ikan bersama-sama oleh warga, selain pelaksanaan ritual Ngubek Beber, yang diawali dengan tradisi Kawin Cai, penanaman pohon, berbagai penampilan seni tradisi, aneka lomba kaulinan urang lembur, wisata kuliner khas daerah, dan orasi budaya, dan terakhir Ngubek Beber.

Salah satu rangkaian penting dari acara ini adalah penanaman 1000 bibit pohon di sepanjang muara Sungai Cipasarangan sebagai bagian dari cara mengajak masyarakat untuk menjaga keberlangsungan ekosistem muara sungai