KAPOL.ID – Pemerintah pusat melalui Menteri Koordinator Politik, Hukum dan HAM Mahfud MD menyatakan bahwa Negera Indonesia akan dilanda resesi ekonomi dalam waktu dekat ini. Hal itu terjadi karena ekonomi terus merosot sebagai imbas pandemi virus Corona (COVID-19).
Persoalan itu mendapatkan perhatian dari Bupati Majalengka H Karna Sobahi yang mengaku sudah melakukan rapat koordinasi dengan para kepala daerah se-Jabar bersama Gubernur Jawa Barat HM Ridwan Kamil melalui Video Conference tentang bahaya resesi ekonomi kwartal III.
Menurut mantan Wakil Bupati Majalengka dua periode ini, dari hasil pertemuan para kepala daerah itu dijelaskan, bahwa dampak resesi sendiri yang dihawatirkan bakal terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran di berbagai perusahaan.
“PHK saat resesi terjadi karena permintaan atau konsumsi masyarakat mulai menurun. Sehingga para pengusaha pun terpaksa harus melakukan efisiensi terhadap karyawannya melalui PHK,” tutur Karna melalui pesan singkatnya ketika diminta tanggapnya perihal tersebut, Senin (31/8/2020).
Setelah terjadi PHK, lanjut dia, otomatis pengangguran akan semakin meningkat, daya beli masyarakat menurun, begitu pula jumlah masyarakat miskin semakin bertambah.
“Ini dampak yang luar biasa jika negara kita terjadi resesi,” katanya.
Namun demikian, lanjut dia, dalam skala lokal Majalengka pihaknya sudah membentuk tim pengendalian dan pemulihan ekonomi yang diarahkan pada upaya pemberdayaan sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dengan bantuan fasilitasi dan memback up permodalannya.
“Kami juga mendorong para petani Majalengka untuk membedayakan lahan dengan mendiversifikasikan tanaman dan memverdayakan lahan kritis agar tidak menjadi lahan penggangguran yang tidak produktif,” ucapnya.
Selain itu, lanjut dia, sektor pertanian merupakan zona yang paling kecil terkena dampak Covid 19.
Oleh karena, kekuatan ekonomi rakyat berada pada sektor pertanian.
“Bidang pertanian ini menjadi kekuatan ekonomi kerakyatan kita. Dan sektor ini akan kami maksimalkan,” ujarnya. (Azizan)***