KAPOL.ID –
Peringatan hari ibu, sebanyak puluhan aktivis perempuan menyuarakan pencegahan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Alun-alun Dadaha Kota Tasikmalaya, Minggu (22/12/2024).
Mereka yang tergabung dalam Perempuan Tasikmalaya Anti Kekerasan (Petasan) membawa poster ajakan kepada masyarakat.
“Sepanjang tahun 2024, ada 14.000 perempuan di Indonesia yang mendapatkan KDRT. Bahkan data SIMFONI KEMENPPPA total 23.782 kasus kekerasan terhadap perempuan.”
“Kami ingin mengedukasi masyarakat agar tidak lagi memandang KDRT sebagai hal yang wajar,” kata Direktur Taman Jingga, Ipa Zumrotul Falihah.
Ia menuturkan, di Kota Tasikmalaya sendiri kasus KDRT naik dari tahun 2022 hanya 12 kasus, menjadi 36 kasus pada 2023.
Peningkatan kasus menjadi masalah serius yang memerlukan perhatian dan tindakan nyata. Sebab ketahanan nasional dimulai dari ketaganan keluarga.
“KDRT bukan sekadar masalah domestik. Ini adalah isu sosial yang harus ditangani bersama. Pencegahannya menciptakan keluarga harmonis dan aman.”
“Kami berharap aksi ini menjadi langkah awal perubahaan untuk menciptakan keluarga yang aman dan bahagia,” ucap Heni dari FOSP2T.
Sementara itu, aktivis Forum Pemberdayaan Perempuan Indonesa Kota Tasikmalaya, Anne Yuniarti menambahkan, petasan menyediakan saluran pengaduan melalui akun media sosial (medsos) resmi.
“Kami mengajak seluruh masyarakat untuk ikut berpartisipasi. Baik dalam bentuk solidaritas maupun langkah konkret salam mencegah kekerasan rumah tangga,” katanya.
Pada aksi simpatik yang digelar Petasan, nampak hadir sejumlah organisasi. Diantaranya, Taman Jingga, Forum PUSPA, FOSP2T, IPEMI, FPPI, PASI, KOPRI, KOHATI. Kemudian PUTIK Perempuan Indonesia dan Rumah Sosial Murry Koes Plus.***