KANAL

Jalan Rusak Bikin Masyarakat Tasik Resah dan Sebal

×

Jalan Rusak Bikin Masyarakat Tasik Resah dan Sebal

Sebarkan artikel ini
Sebal
Jalan di daerah Cijoho rusak parah. Beberapa bulan lalu pernah diperbaiki, tapi tak bertahan sampai setahun. Masyarakat pun merasa sebal. (Foto: kapol.id/Amin R. Iskandar)

KAPOL.ID — Wilayah Kabupaten Tasikmalaya masih memiliki pekerjaan rumah dalam sektor infrastruktur, terutama perbaikan jalan. Jalan rusak dengan lubang di sana-sini bukan hanya membuat masyarakat resah, tetapi sekaligus sebal.

Masyarakat resah karena takut celaka. Apalagi saat hujan turun, di mana genangan air selalu menutupi lubang jalan. Salah-salah memilih jalan bisa terperosok, lalu oleng bahkan bisa sampai jatuh.

Salah seorang warga Leuwisari yang sering ke Singaparna dan sekitarnya, Abdul Aziz (32) bukan hanya merasa resah. Ia sering kali sebal saat sedang nyaman memacu kendaraan, tiba-tiba arus memelankan laju kendaraannya karena menghadapi jalan berlubang.

“Apalagi kalau sedang buru-buru dikejar waktu, saya suka sebal. Karena dari tempat tinggal saya sampai Singaparna itu mungkin ada puluhan tempat yang jalannya berlubang,” terang Aziz, Rabu (29/3/2023).

Jalan penyangga ibu kota di bawah pengelolaan Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya sepanjang Panyingkiran-Leuwisari-Sariwangi memang sudah bertahun-tahun rusak. Di beberapa titik sempat ada perbaikan, tetapi tidak bertahan lama.

“Setahu saya beberapa bulan lalu di beberapa ruas jalan sudah bagus. Misalnya di daerah Cijoho, Arjasari. Tapi belum juga setahun, sudah rusak parah lagi,” lanjut Aziz.

Aziz sendiri tidak bisa menilai kualitas aspal yang digunakan, karena tidak memiliki kapasitas. Tapi ia menduga bahwa penyebab utama jalan cepat rusak adalah kualitas drainase yang buruk.

Misalnya di daerah Cijoho. Katanya, perbaikan jalan tidak sejalan dengan konsep perbaikan drainase. Normalnya, jalan air menuju drainase kalaupun tidak lebih rendah minimal rata dengan muka jalan, bukannya lebih tinggi.

“Kalau tidak percaya, coba aja cek misalnya di daerah Cijoho. Itu jalan air menuju drainase ada di atas muka jalan. Jadi kalau hujan, airnya tergenang, terus terlindas kendaraan berbagai ukuran terus menerus. Otomatis rusak. Di beberapa titik malah tidak ada drainase sama sekali,” tambah Aziz.

Perbaikan

Hal serupa tampak di daerah Panyingkiran. Padahal lokasinya cuma beberapa ratus meter dari taman Alun-alun Singaparna yang mewah. Tetapi jalannya rusak cukup parah.

Karena itu, salah satu warga Kampung Panyingkiran, Siti sudah sangat tidak sabar agar ada perbaikan jalan. Pasalnya, sebagai orang dekat, ia merupakan pengguna jalan tersebut setiap harinya.

Menurut Siti, perbaikan jalan tidak cukup mengandalkan masyarakat. Toh sekalipun berkali-kali masyarakat berupaya melakukan perbaikan secara swadaya, tetap saja tidak mampu bertahan lama.

“Masyarakat berkali-kali mencoba menutup lubang jalan dengan brangkal, tapi paling bertahan sehari atau sampai seminggu. Karena brangkal itu kan campuran tanah dengan pasir dan bebatuan. Kalau hujan, mudah hanyut lagi,” ujar Siti.

Di lain pihak, sejak awal tahun 2023 Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya mengakui bahwa sepanjang 1.300 kilometer jalan di bawah pengelolaannya dalam kondisi rusak. Katagorinya pun bermacam-macam.

“Itu ada yang rusak ringan, rusak sedang dan rusak berat. Dari 1.300 kilometer sekitar 30 persennya rusak berat. Kami sedang upayakan untuk perbaikan,” kata Sekda Kabupaten Tasikmalaya, Mohamad Zen.

Support KAPOL with subscribe, like, share, and comment

Youtube : https://www.youtube.com/c/kapoltv

Portal Web : https://kapol.tv/
Portal Berita : https://kapol.id/
Facebook : https://www.facebook.com/kabar.pol
Twiter : https://twitter.com/kapoltv