BANJAR — Polres Kota Banjar melakukan Konferensi Pers kasus penyebaran informasi menyesatkan (hoaks) terkait pasien positif COVID-19 yang melarikan diri dari RSUD Kota Banjar, Jawa Barat.
Konferensi pers ini dilakukan menggunakan aplikasi video conference Zoom, demi pencegahan penularan COVID-19.
Menurut AKBP. Yulian Perdana, S.I.K, Kapolres Kota Banjar didampingi Waka Polres, Kompol Ade Najmulloh, konferensi press jarak jauh itu salah satu upaya menerapkan physical distancing terhadap para jurnalis.
“Meskipun konferensi pers sekarang harus dilakukan dengan cara seperti ini, kami selalu upayakan melakukan konferensi pers seperti biasanya” ujarnya menambahkan.
Dalam konferensi pers tersebut AKBP Yulian membahas mengenai kasus penyebaran informasi bohong yang dilakukan salah satu warga lingkungan Jelat, Kelurahan Hegarsari, Kecamatan Panarukan, Kota Banjar, Jawa Barat, di akun Facebooknya.
“Konferensi pers kali ini membahas mengenai penyebaran hoaks yang di lakukan YN (42) warga lingkungan Jelat yang telah menyebarkan informasi tersebut di status Facebook miliknya pada Kamis (02/04) sekitar pukul 12.50 WIB, ia mengatakan pasien positif COVID-19 melarikan diri dari RSUD Kota Banjar”, Kata dia
Selain itu AKBP Yulian juga mengatakan bahwa motif YN melakukan penyebaran informasi yang tidak benar ini hanya sekedar membuat status saja di akun Facebooknya itu.
“Dia tidak memiliki dasar dalam melakukan penyebaran hoaks tersebut, namun meski demikian hukum akan tetap di tempuh Merujuk UU ITE, dalam Pasal 45A ayat (1), setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan dipidana dengan pidana penjara enam tahun dan denda paling banyak Rp 1 miliar”, Ujarnya.
“Barang bukti yang ada yakni HP, Screenshoot status informasi Hoax, beberapa saksi diperiksa, diakui tersangka,” kata AKBP Yulian. (B. Martin)
