KAPOL.ID – Tokoh Aksi 212 Kabupaten Ciamis, KH. Nonop Hanafi sudah menenggarai gugatan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi bakal ditolak Mahkamah Konstitusi (MK).
“Saya sudah menduga akhirnya akan begini, jadi saya tidak kaget,” katanya.
Namun menurut Pimpinan Pondok Pesantren Miftahul Huda 2 Ciamis itu, walaupun kalah di MK, tapi tetap menang di dalam hati.
Kekecewaan diungkapkan pula Pimpinan Ponpes Daarul Falaah Kabupaten Ciamis, H. Wawan Malik Marwan. Menurutnya, menang tidak identik dengan mulia. Kalah pun tidak identik dengan hina. Tetapi yang curang pasti celaka.
“Mohon jangan baper, Pilpres udah selesai. Ini hanya mengutip ayat untuk renungan bahwa kami tetap menolak kecurangan – kecurangan yang terjadi dalam Pilpres,” katanya.
Ungkapan senada pun disuarakan Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa GNPF-MUI Kabupaten Ciamis, Ustaz Deden Badrul Kamal.
“Kami menghormati sepenuhnya pada keputusan hukum dari Majelis Konstitusi. Namun kami tetap tidak akan pernah menerima kecurangan-kecurangan dalam Pemilu,” katanya.
Menurutnya, dari Ciamis pihaknya akan selalu ikut jika ada aksi di Jakarta. Telah dibuktikan, Ciamis menjadi salah satu pelopor yang berjalan kaki menuju ke Jakarta.
Sedangkan Ketua Pena 45, Arif Priyadi menuturkan akan menenangkan pikiran dan menjaga jarak dulu dengan keriuhan politik.
“Perjuangan saya mengantar Pak Prabowo Subianto untuk menjadi presiden cukup sampai di sini. Mohon maaf jika selama menjadi Relawan 02 ada kata-kata yang kurang baik. Saya ingin menenangkan pikiran dulu, off dari hiruk-pikuk politik,” ujarnya.
Ketua DPD Partai Demokrat Kab. Ciamis, Sopwan Ismail, memandang musim hajat politik pemilu presiden sudah selesai.
“Sudah ya sudah, Pilpres sudah selesai Presiden dan Wapres sudah final. Kekurangannya kita tutupi dengan kritik konstruktif dan kelebihannya kita dukung dengan bukti nyata kepatuhan kita dalam melaksanakan kewajiban sebagai warga negara. Selamat untuk kita semua,” katanya.
Tokoh PPP Kab. Ciamis Daniar Rachmanjani, mencermati sidang MK sebagai pelajaran. Dalil harus selalu dibuktikan dan pendidikan politik harus setia pada objektivitas dan faktualitas.
“Tanpa itu semua bangsa kita hampir pecah selama tiga tahun terakhir. Kericuhan dalam Pilpres adalah konsekuensi berdemokrasi. Mari jaga demokrasi ini dengan sebaik – baiknya, kita menjaga rasionalitas dalam bernegara. Selamat berkuasa dan selamat beroposisi,” katanya.
Walaupun gugatan BPN ditolak, salah seorang pengurus DPC Partai Gerindra Ciamis, Aziz N. Soetafuredja, tetap memegang komitmen untuk setia pada partai pengusung Prabowo-Sandi itu.
“Sejauh ini tidak ada sedikitpun keraguan saya untuk tetap setia berkontribusi secara politik di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto dan Partai Gerindra,” katanya. (N)