KANAL

Masa Pandemi Covid-19, Tingkat Kemiskinan di Garut Naik, Muncul Kasus Stunting

×

Masa Pandemi Covid-19, Tingkat Kemiskinan di Garut Naik, Muncul Kasus Stunting

Sebarkan artikel ini
Bupati Garut Rudy Gunawan

KAPOL.ID – Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia khususnya di Kabupaten Garut, dampaknya cukup dirasakan terhadap melemahnya perekonomian masyarakat.

Akibatnya, tingkat kemiskinan di Kabupaten Garut sendiri semakin naik.

Pernyataan tersebut disampaikan Bupati Garut, Rudy Gunawan saat apel gabungan terbatas di Lapangan Setda Kabupaten Garut, Senin (18/7/2022).

Pada kegiatan apel yang digabung dengan pelaksanaan lounching Kick Off Program TOSS (Temukan, Obati, Sayangi balita Stunting) Rudy pun menyampaikan bahwa kasus tersebut merupakan PR besar yang harus segera diselesaikan secara bersama.

Padahal lanjut Rudy, pihaknya merasa optimis bahwa ditahun 2023 angka kemiskinan di Kabupaten Garut bisa menembus 5 %.

Karena di tahun 2020 sudah bertengger diangka 8,8 %.

Tapi pada kenyataannya lanjut ia, kini angka kemiskinan di Garut mencapai 10,6 %.

“Inilah PR besar bagi kita, dan kita bersama para stakeholder harus terus bekerja keras melakukan penurunan angka kemiskinan secepatnya di Garut,” tegasnya.

Rudy menyayangkan, karena tidak bisa dihindari, dampak dari naiknya angka kemiskinan tersebut berpengaruh pula terhadap munculnya kasus stunting di Kabupaten Garut.

Berdasarkan Peraturan Presiden No. 72 Tahu 2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting, lanjut Rudy, semua potensi yang berhubungan dengan keuangan daerah terpaksa difokuskan untuk menangani masalah stunting.

Maka pihaknya telah menganggarkan dana sebesar Rp 6 M dari BTT (Belanja Tak Terduga) yang dialokasikan untuk penanganan stunting.

Karena itu juga, Rudy mengajak para ASN beserta stakeholder lainnya untuk ikut berpartisipasi dalam program TOSS khususnya program sayangi yang nantinya akan dilakukan.

Karena program tersebut tuturnya, merupakan komitmen Pemkab Garut untuk menyelesaikan masalah stunting berdasarkan PP Nomor 72 Tahun 2021.

Seperti yang diungkapkan bupati, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, dr. Maskut Farid menerangkan, saat ini kondisi stunting di Kabupaten Garut berada di angka 15,6% berdasarkan data penimbangan dan pengukuran balita yang dilaksanakan Bulan Penimbangan Stunting (BPS) pada Juni lalu.

Data tersebut, katanya berbeda dengan hasil survei menurut Kementerian Kesehatan RI sebelumnya yang menyebutkan 35,2%.

Maskut pun menjelaskan bahwa Program TOSS ini merupakan program lanjutan setelah BPS dalam rangka mengobati balita stunting, serta mencegah timbulnya kasus stunting baru di Kabupaten Garut.

Dalam program ini lanjut Maskut, minimalnya ada empat kegiatan yang akan dilakukan dari mulai pemberian makanan tambahan, penanganan lingkungan, layanan kesehatan terutama untuk Bumil, Bulin, nifas akan diperbaiki, termasuk masalah-masalah kesehatan Balita, juga penyakit penyerta dan keluarganya.

Maskut pun menuturkan bahwa rangkaian dari program TOSS ini sudah mulai dilakukan terutama pada program Temukan dan Obatin.

Untuk Program “Obatin” sendiri katanya, akan berlangsung selama 6 bulan sampai pada bulan Desember nanti, dilanjutkan dengan launching Program “Sayangi” 2 – 3 bulan berikutnya.

“Untuk program sayangi dijadualkan launchingnya kira-kira 2-3 bulan ke depan yang melibatkan semua unsur masyarakat bergotong royong dengan pemerintah,” imbuhnya.

Dijelaskan pula, bahwa stunting merupakan permasalahan yang tidak mudah untuk diselesaikan, karena menyangkut beberapa sektor mulai dari lingkungan, ekonomi, pendidikan dan lainnya, tidak seperti penyakit biasa yang diobati kemudian sembuh.

Itu alasannya lanjut ia, pemerintah berharap angka stunting di Kabupaten Garut dapat berangsur menurun berada dibawah rata-rata nasional yaitu 14% disertai tingkat kesejahteraan masyarakatnya pun segera meningkat.***