OPINI

Menanti Episode Selanjutnya Kemenangan Fenomenal Herdiat-Yana

×

Menanti Episode Selanjutnya Kemenangan Fenomenal Herdiat-Yana

Sebarkan artikel ini

Oleh Agum Gumelar
Mahasiswa Universitas Siliwangi Tasikmalaya

Kontestasi Pilkada serentak yang dilaksanakan pada 27 November menyuguhkan berbagai hal menarik. Tidak terkecuali dengan Kabupaten Ciamis Jawa Barat yang mana hanya memiliki satu pasang calon atau calon tunggal. Yakni pasangan calon Dr. H. Herdiat Sunarya dan wakilnya H. Yana D. Putra. Keduanya merupakan calon petahana yang pada periode sebelumnya telah memenangkan kontestasi pemilihan bupati Ciamis periode 2019-2024. Kini keduanya kembali maju ke dalam kontestasi setelah sebelumnya ramai media yang mengabarkan keduanya akan maju dengan posisi yang berlawanan.

Fenomena ini sangat jarang terjadi di Indonesia, bahkan di Kabupaten Ciamis bahkan baru pertama kali. Yang mana kontestasi pilkada yang seyogyanya ramai dengan aroma persaingan dan saling mencari simpati. Serta saling beradu gagasan antar pasangan calon, untuk mendulang suara sebanyak-banyaknya. Pada periode ini Kabupaten Ciamis tidak dapat merasakan suasana serta panasnya persaingan politik seperti daerah lain pada umumnya. Tentunya fenomena ini menimbulkan berbagai reaksi publik.

Salah satunya adalah munculnya relawan kotak kosong. Kemunculan relawan ini dapat dinilai sebagai ungkapan ketidakpuasan masyarakat terhadap partai politik yang sudah semestinya dapat saling berpartisipasi dalam Pilkada. Kini seakan semua partai kehilangan nyali sehingga memilih untuk bergabung mendukung pasangan calon Herdiat dan Yana.

Dalam suasana politik yang tengah ramai padat dengan hiruk pikuk persaingan, pasangan calon Herdiat dan Yana seakan berjalan tanpa hambatan. Namun, hal tersebut tentunya menimbulkan polemik tersendiri bagi masyarakat. Mengingat seluruh partai politik yang berada di Ciamis melabuhkan dukungannya ke pasangan yang mendapatkan nomor urut ke-2 ini.

Ironi memang, partai politik di Ciamis seakan ciut dan tidak mempunyai kepercayaan diri. Di samping banyaknya figur-figur intelektual yang mengisi kursi jabatan di partai politik, seakan tidak ada pengaruhnya. Memang bisa saja fenomena ini terjadi karena seluruh partai politik menilai Herdiat-Yana memiliki pengaruh yang terlalu kuat sampai tidak bisa disaingi. Hanya saja, dengan fenomena ini menunjukkan tidak siapnya partai politik dalam memberikan penawaran terbaik untuk masyarakat.

Meninggal dunia

Tentu hal tersebut tidak etis, karena kontestasi Pilkada adalah salah satu ajang partai untuk mendulang suara. Sayangnya kesempatan ini tidak dimaksimalkan oleh partai lain untuk berusaha mensejahterakan masyarakat. Setelah berbulan-bulan pasangan yang menamai diri mereka dengan pasangan Haye harus menerima kenyataan pahit. Tepat saat perhelatan Pilkada Ciamis tinggal menghitung hari, calon wakil bupati Yana D. Putra meninggal dunia yang diakibatkan oleh serangan jantung pada saat menghadiri kegiatan di Bandung pada tanggal 25 November 2024.

Tentunya selain melahirkan gelombang duka dan kesedihan yang mendalam, hal ini juga menimbulkan gelombang kebingungan. Terutama bagi kalangan masyarakat umum tentang bagaimana nasib Pilkada. Mengingat sudah tidak mungkin bagi KPU ataupun partai pengusung untuk menggantikan posisi Yana dalam waktu yang sangat dekat. Akan tetapi, kebingungan itu dengan mudah ditepis setelah KPU mengeluarkan pernyataan terkait Pilkada akan tetap berjalan sesuai dengan rencana awal. Alasannya sangat tidak mungkin apabila mengganti pasangan calon dalam keadaan yang sudah mendekati hari pemungutan suara. Dan KPU pun mengakui tidak mungkin mengganti surat suara dalam waktu dua hari secara mendadak.

Di sini tampak adanya sebuah dilema yang terjadi. Di satu sisi memang secara realistis sudah tidak mungkin mengganti salah satu dari pasangan calon dalam waktu dua hari. Namun dari sisi lain dilanjutnya proses pemungutan suara dalam situasi masyarakat yang belum mengetahui siapa yang akan menggantikan almarhum Yana. Apabila yang nantinya menggantikan Yana adalah orang yang tidak terlalu disukai masyarakat tentunya akan menimbulkan sebuah problematik serta gelombang ketidakpuasan dari masyarakat. Terlebih yang memiliki wewenang mengajukan pergantian wakil adalah pihak partai pengusung sendiri tanpa harus memerlukan persetujuan masyarakat. Tentunya hal ini kurang memuaskan, karena bisa saja calon pengganti Yana tidak sesuai dengan harapan masyarakat.

Menang

Pada hasil real count yang dilakukan oleh KPU pascapencoblosan, pasangan calon bupati Herdiat-Yana memenangkan kontestasi dengan perolehan suara dengan presentase 89,7%. Perolehan ini tentunya membuktikan bahwa pasangan calon ini telah mendapatkan kepercayaan dari sebagian besar masyarakat kabupaten Ciamis. Namun, yang masih menjadi permasalahan adalah calon pengganti wakilnya nanti akan mendapatkan kepercayaan yang sama, atau malah sebaliknya. Bukan tidak mungkin akan menimbulkan penolakan dan menjadi permasalahan baru yang harus diatasi oleh berbagai pihak.

Dalam permasalahan ini partai pengusung harus lebih cerdas dan selektif dalam memilih calon pengganti Yana. Karena masyarakat sudah memberikan kepercayaan kepada pasangan calon tersebut. Apabila calon pengganti yang diusulkan sesuai dengan harapan masyarakat, tentunya hal tersebut akan mampu mempertahankan kepercayaan masyarakat.

Sebaliknya, apabila partai politik gagal memberikan calon yang sesuai, hal tersebut sangat berpotensi besar terhadap penurunan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap partai politik. ***