KAPOL.ID – Pasangan bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandung Dandan Riza Wardana – Arif Wijaya diyakini kaum milenial mampu memimpin pemerintahan Kota Bandung ke depan.
Karena latar belakangannya sebagai birokrat. Hal ini terlihat dari hasil survei yang dilakukan Kaukus Jurnalis untuk Demokrasi (KJD) kepada masyarakat milenial (usia 17 s.d 35) di Kota Bandung, periode awal September 2024.
Metode survei dilakukan secara Ramdom Sampling, dengan jumlah responden 400 orang kalangan milenial dengan margin error 0,3%. Survei dengan pertanyaan pasangan mana yang paling mampu menakhodai pemerintahan Kota Bandung, ke deoan , pasangan Dandan – Arief meraup suara milenial 30%, disusul pasangan Haru- Dhani sebesar 26%, kemudian Farhan-Erwin 19%, dan Arfi-Yena sebanyak 17%.
“Dari hasil survei kami, pasangan Dandan-Arief dinilai paling mampu. Karena faktor pengalaman dalam tatakelola pemeeintahan, yamg mana Damda merupakan mantan Kepala dinas yang menitik karir dari bawah,” ungkap Koordinator Analis Survei Pujo Priyo, yang juga mantan jurnalis televisi nasional.
Pujo mengatakan, survei KJD kali ini juga pihaknya melihat tingkat popularitas para calon dan keterpilihan para calon. Dan hasilnya pasangan Farhan- Erwin menduduki peringkat pertama. Namun secara tingkat keterpilihan pasangan Nasdem-PkB ini menduduki hasil survei paling bontot atau terakhir dari tiga pasangan lainnya. Untuk popularitas Farhan – Erwin meraup 27 %, kemudian disusul Haru- Dhani 20 %, Dandan-Arief 18%, dan Arfi- Yena 11%.
Sedangkan untuk survei keterpilihan di kalangan milenial, pasangan Dandan berada diposisi puncak beda tipis dengan pasangan Haru-Dhani. Dandan- Arief 23%, Haru-Dhani 22%. Sedangkan pasangan Arfi-Yena 17%, dan paling bintot Farhan-Erwin 11%. ” Dari hasil survei popularitas Farhan tidak berbanding lurus dengan tingkat keterpilihannya di kalangan milenial. Bahkan kalangan milenial banyak yang apatis terhadap pesta demokrasi Kota Bandung. Hal ini terlihat dari masih tingginya angka Golput atau tidak memilih, sebanyak 58% dibandingkan yang sudah menentukan pilihan, ujar Pujo.
Pengamat Politik Universitas Swadaya Gunung Jati Rahmayanti, mengatakan, meski masih banyak yang apolitis, suara kalangan milenial menjadi kunci pemenangan calon dalam pilkada serentak November mendatang. Karena selain menjadi mayoritas pemilih ,pendidikan politik generasi milenial jauh lebih baik ketimbang masa lalu. ”Rahma menjelaskan, dalam pemilu ada sejumlah strategi yang bisa digunakan demi menggaet suara milenia, yakni calin harus membuat rencana program kerja yang ebih realistis.
Selain itu, untuk meraup suara kalangan milenial bisa saja dwngan menggandeng kaum milenial untu tim sukse, dan cara lainnya, ” kata Rahmayanti. ***