PENDIDIKAN

Pelatihan Media Digital di Kampung Adat Dukuh: Pengabdian kepada Masyarakat Dosen ISBI Bandung 

×

Pelatihan Media Digital di Kampung Adat Dukuh: Pengabdian kepada Masyarakat Dosen ISBI Bandung 

Sebarkan artikel ini
Kampung Dukuh
Tim PKM ini terdiri dari Neneng Yanti K. Lahpan (Ketua Tim/ISBI Bandung), Iip Sarip Hidayana (ISBI Bandung) dan Bagas Dwipantara Putra (ITB) serta sejumlah mahasiswa. Hadir juga jurnalis senior dan pakar media,

KAPOL.ID – Kegiatan Pengabdikan kepada Masyarakat (PKM) merupakan bagian dari Tridharma Perguruan Tinggi yang dilakukan oleh para dosen untuk menyumbangkan pemikiran dan pengetahuannya dalam menjawab persoalan-persoalan masyarakat.

Adanya transfer knowledge dari kampus kepada masyarakat melalui PKM merupakan salah satu bentuk kontribusi perguruan tinggi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Sejumlah dosen dari dari ISBI Bandung dan ITB berkolaborasi melakukan kegiatan pengabdian kepada Komunitas Adat Dukuh di Desa Ciroyom Kecamatan Cikelet Kabupaten Garut. Kegiatan PKM dilakukan dalam bentuk Pelatihan Pengembangan Media Promosi Wisata Religi Berbasis Digital.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Pengabdian Kepada Masyarakat dengan Skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat Kemdikbudristek RI tahun 2024.

Kegiatan dimulai dengan analisis situasi di lokasi mitra PKM untuk memahami persoalan-persoalan prioritas di Kampung Adat Dukuh. Kampung Adat Dukuh  merupakan salah satu kampung adat di Jawa Barat yang masih memegang teguh nilai-nilai tradisi dan budaya peninggalan leluhur.

Mereka memegang teguh ajaran Islam dengan sejumlah praktik tradisinya. Mereka menganut tradisi Islam yang menjadikan wara’ (kehati-hatian) dan zuhud (kesederhanaan) sebagai prinsip hidup. Kesederhanaan ini menjadi ciri khas dalam dianut dalam kehidupan bermasyarakat.

Akan tetapi, perubahan-perubahan sosial dan budaya lambat laun menerpa masyarakat Adat di Kampung Dukuh. Mereka dihadapkan pada kompleksitas antara menjaga keutuhan tradisi dan beradaptasi dengan perubahan.

Maka, menghadapi persoalan tersebut, masyarakat adat melakukan sejumlah kompromi. Mereka yang ingin hidup dengan cara yang lebih modern, termasuk menggunakan peralatan modern seperti listrik, kompor, dll dapat tinggal di area Dukuh luar, sedangkan masyarakat yang masih menjaga keaslian ajaran leluhur, tinggal di Dukuh jero (dalam).

Tarik ulur antara mempertahankan tradisi atau berkompromi dengan kemodernan tak jarang membuat warga Dukuh, khususnya di kalangan generasi muda berada di persimpangan. Kepatuhan pada nilai-nilai leluhur yang telah diwariskan secara turun temurun adalah sebuah kewajiban, tetapi kemampuan beradaptasi dengan kehidupan modern juga diperlukan oleh generasi muda agar mereka dapat bertahan, khususnya dalam memperoleh peluang-peluang ekonomi baru.

Kampung Adat Dukuh memiliki tradisi Jaroh (ziarah) di makam karomah, makam penyebar Islam yang terkenal dan disucikan, sekaligus pendiri Kampung Dukuh, yakni Syekh Abdul Jalil. Setiap hari Sabtu, para peziarah datang dari berbagai daerah hingga luar kota, yang berjumlah ratusan orang. Letaknya yang berada jauh di pedalaman tidak menghalangi para peziarah untuk berkunjung.

Situasi ini menjadi peluang bagi pengembangan wisata religi di kampung Dukuh.

Kehadiran para pengunjung ini tentunya memberikan dampak yang baik bagi perekonomian warga di sekitar, mulai dari penginapan sederhana bagi pengunjung, hingga makanan dan tempat parkir yang dapat menjadi sumber pemasukan. Dengan kata lain, daya tarik kampung adat Dukuh sebagai tujuan wisata religi menjadi potensi pemberdayaan ekonomi bagi warga. Namun, hal itu belum dikelola dengan baik.

Tim PKM ini terdiri dari Neneng Yanti K. Lahpan (Ketua Tim/ISBI Bandung), Iip Sarip Hidayana (ISBI Bandung) dan Bagas Dwipantara Putra (ITB) serta sejumlah mahasiswa. Hadir juga jurnalis senior dan pakar media, Duddy RS, pegiat media sosial Arif Budiman dan Nurul Izzati. Kegiatan Pelatihan ini dilakukan selama 3 (tiga) hari, 6-8 September 2024.

Menurut Neneng Yanti selaku Ketua Tim, diharapkan kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kapasitas kelompok masyarakat, khususnya anak muda, dalam mempromosikan wisata religi melalui platform digital. Selanjutnya, masyarakat dapat mengelola dan mengembangkan platform tersebut untuk pemberdayaan ekonomi dengan mempromosikan produk-produk lokal melalui online shop.

Beberapa materi yang disampaikan dalam pelatihan di antaranya: Pengenalan Platform Digital, Cara Membuat Konten, Pengelolaan Website dan Media Sosial, dilanjutkan dengan praktik di lapangan dan diakhiri dengan evaluasi untuk mengukur keberhasilan pelatihan.

Pelatihan juga telah berhasil membentuk dan mendeklarasikan sebuah komunitas anak muda Dukuh yang melek digital dengan nama Komunitas Literasi Digital “Ngagula Sagandu,” yang memiliki tagline Motekar Salawasna (kreatif selamanya).

Kepala Desa Ciroyom, Amiludin, menyambut sangat baik kegiatan ini. Ia berharap generasi muda Kampung Dukuh dapat memanfaatkan kegiatan ini sebaik mungkin sehingga dapat beradaptasi dengan perubahan zaman sekaligus menjaga nilai-nilai dukuh yang otentik.

Tokoh Kampung Dukuh, Yayan, mengatakan bahwa PKM ini baginya seperti menemukan oase yang telah dinanti-natikan sejak lama. Ia menyadari pentingnya sebuah platform digital untuk menyebarluaskan nilai-nilai, sejarah, pengetahuan khas Dukuh secara akurat kepada masyarakat luas.