KAPOL.ID – Berbagai kalangan perempuan menyambut hangat peluncuran situs berita perempuan “SalamIbu.com” yang dilakukan secara daring pada hari Senin (17/8), tepat pukul 17.08.45 WIB. Pada umumnya mereka berharap “SalamIbu” bisa menjadi pilihan baru untuk memenuhi kebutuhan informasi kaum perempuan.
Para perwira wanita di Kepolisian RI (Polri) menyatakan, mereka berharap SalamIbu.com mampu memenuhi kebutuhan para perempuan Indonesia. Brigjen Polisi Ida Oetari Purnamasasi, misalnya. Pemikir di Lembaga Diklat Polri itu melihat, SalamIbu bisa menjadi penuntun sekaligus menjadi tempat bertanya bagi kaum perempuan dalam berbagai hal. “Pada sisi inilah SalamIbu bisa memberikan andilnya,” kata Ida Oetari.
Rekannya sesama Polwan, AKBP Endang Titik S, yang melihat perempuan sebagai makhluk lembut di satu sisi dan penegak negara di sisi lain karena peran mereka dalam pendidikan generasi muda, melihat peluang SalamIbu mengakomodasi kebutuhan para perempuan dengan menyuguhkan konten-konten bermutu. Dengan begitu, kata Endang, SalamIbu pada gilirannya bisa menginspirasi para perempuan untuk menjadi menjadi sosok hebat, kuat dan relijius.
Sambutan luas juga datang dari kalangan pendidik dan ibu rumah tangga. Anna Anita Widyarti, ibu rumah tangga yang melepaskan karir cemerlangnya di sebuah perusahaan energi, berharap SalamIbu mampu memberikan sajian yang menekankan keberadaan perempuan sebagai pendidik dan pembentuk karakter dalam rumah tangga.
“Misalnya, terus menulis dengan berbagai cara dan gaya penulisan tentang peran dan tanggung jawab ibu dalam pendidikan anak, terutama bagaimana ibu harus berkonstribusi, alih-alih menyerahkan tanggung jawab semata kepada pihak sekolah,” kata Anna.
Tettet Fitrijanti, pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Padjadjaran, mengatakan, sebagai bagian dari kaum perempuan, dirinya memerlukan situs perempuan yang bisa memberi referensi akan berbagai hal. “Yang juga penting, ruang yang memuat bahasan tentang tokoh dan sejarah, agar kita semua dapat menjadikannya cermin dan sumber motivasi,” kata Tettet.
Ahli Bisnis dan Keuangan Islam dari UNPAD, Dian Masyita, mengakui, di era digital yang seharusnya memungkinkan orang lebih punya banyak pilihan berita dan konten positif, justru menemukan betapa media massa didominasi apa yang disebutnya “berita-berita receh”.
“Untuk itu, saya berharap SalamIbu bisa hadir dengan sesuatu “yang lain”. Membicarakan karier dan berkeluarga, itu hal menarik yang tidak akan habis dikupas,” kata perempuan peraih “Top 10 Most Influential women in Islamic Business and Finance”, pilihan Cambridge IFA, di Dubai, Uni Emirat Arab, itu.
Sementara Fithriyah, pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, mengaku menyukai bila sebuah situs perempuan melakukan kajian agama tentang perempuan dan perannya di masyarakat. Persoalannya, kata Fithriyah, ia merasa situs-situs yang membicarakan agama tersebut kurang berimbang dan cenderung bias gender. “Jadi, sebaiknya bila hal itu ada, harus dikembangkan persepsi yang adil dan berimbang dalam urusan gender, sesuai yang benar-benar diajarkan Islam dan Rasulullah SAW,” kata dia.
Sementara penggagas dan pendiri SalamIbu, Sri Puguh Budi Utami, berharap media yang dibangunnya itu akan mampu memberikan andil besar dalam pembentukan karakter bangsa lewat upaya meneguhkan dan memperkuat peran perempuan yang ideal.
Utami mengatakan, pemilihan soft-launching yang sengaja dilakukan bersamaan dengan HUT ke-75 Republik Indonesia itu dilandasi niat untuk senantiasa mengambil hikmah dari perjuangan dan pengorbanan para pahlawan demi kemaslahatan bangsa.
Utami juga bercita-cita agar SalamIbu bisa menjadi “Rumah Cerdas Para Perempuan yang dikelola para perempuan untuk dipersembahkan kepada Indonesia “. [ ]