KAPOL.ID – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung beserta Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) mencanangkan Light Rail Transit (LRT) untuk mobilitas perkeretaapian.
Itu dilakukan, selain mengurai kemacetan Bandung Raya dengan fasilitas Bus Rapid Transit (BRT), flyover dan underpass.
Sampai saat ini, LRT Bandung Raya sudah sampai pada tahap pra-feasibility study (FS).
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Jabar, Koswara Hanafi mengatakan, LRT Bandung Raya siap untuk masuk ke tahap selanjutnya melalui pembiayaan dari pusat.
Dishub sudah mengajukan ke Kementerian Keuangan untuk masuk ke tahap FS.
“Baru setelah itu, ada tahapan lainnya yang akan kita selesaikan. Sehingga, bisa menjadi dokumen yang memiliki nilai untuk menarik investor,” ungkap Koswara pada Rabu, 23 Maret 2022.
Dalam tahap FS nanti, akan dilakukan penelitian atau kajian mengenai bisa atau tidaknya suatu proyek dilaksanakan dengan berhasil.
Koswara memaparkan, terdapat tujuh koridor yang akan ada dalam proyek LRT ini. Tiga di antaranya akan menjadi fokus yang dibagi dalam tiga fase.
“Fase pertama, kita akan fokus ke koridor Babakan Siliwangi sampai Leuwipanjang. Lalu, fase kedua dari Leuwipanjang sampai Tegaluar. Terakhir, fase ketiga penambahan sampai ke Jatinangor,” ujarnya.
Untuk operasionalnya sendiri, Koswara mengatakan, akan dilelang melalui skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
“Dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengabarkan, sudah ada koridor yang diminati kuat yaitu dari pihak SMRT Singapore. Ini tinggal kita pastikan melalui Pak Wali Kota Bandung, apakah SMRT ini yakin untuk keseluruhan pembiayaan sampai kepada desain dan operasionalnya,” katanya.
Menanggapi hal tersebut, Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bandung, Yana Mulyana menyampaikan, untuk koridor Babakan Siliwangi-Leuwipanjang sudah dimenangkan oleh pihak SMRT Singapore.
“Kemarin itu saya sudah tiga hari pertemuan dengan mereka tentang kelanjutan dari lelang ini. Mereka sudah siap dengan pembiayaan, melanjutkan sebagai hak pemenang lelang, dan siap dengan teknologi baru,” kata Yana.
Menanggapi proyek LRT ini, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan (Bappelitbang) Kota Bandung, Anton Sunarwibowo mengatakan, penyelesaian transportasi Kota Bandung memang tidak bisa diselesaikan sendiri oleh Pemkot Bandung.
“Kami sangat menyambut baik dukungan dari Pemprov Jabar terkait LRT ini. Memang sudah dari lama Pemkot Bandung membuat rencana induk cekungan transportasi Kota Bandung melalui perwal yang ada,” tutur Anton.
Ia berharap, untuk ke depannya, akan ada regulasi yang disepakati dan dikeluarkan bersama antara Pemkot Bandung dengan Pemprov Jabar terkait percepatan transportasi di Kota Bandung, baik BRT maupun LRT.
“Kami harap bisa ada peraturan bersama yang dicanangkan pemkot dan pemprov terkait transportasi Bandung. Dishub provinsi dan kota perlu bekerja sama untuk sosialisasi ini,” ujarnya. ***