SOSIAL

Pengasuh Pontren di Karangnunggal Kena Bacok Tetangga

×

Pengasuh Pontren di Karangnunggal Kena Bacok Tetangga

Sebarkan artikel ini
Bacok
Kapak yang digunakan S untuk bacok dua orang korbannya. (Foto: istimewa)

KAPOL.ID — Dua orang warga Kecamatan Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya, kena bacok tetangga. Salah satu di antaranya pengasuh Pontren (pondok pesantren).

Peristiwa berdarah tersebut terjadi di Kampung Cipertani, Desa Karangmekar. Pelaku berinisial S (35).

Salah satu korban pembacokan yang juga pengasuh Pontren, Engkus menceritakan kronologis kejadian tersebut. Katanya, kejadiannya pada Kamis (22/2/2024).

Pada pagi hari sekitar pukul 06.30, Engkus berpapasan dengan S. Saat itu Engkus keluar rumah, menyusuri gang antara rumah dengan asrama pesantren.

“Karena kenal, saya menyapanya (S, Red.), ‘Pri, hayu ngopi.’ Ia malah ngomong, ‘Ngopi-ngopi, rokoknya mana?’ Tiba-tiba membacok kepala saya pake kapak. Saya tidak tau kalau dia bawa kapak,” terang Engkus.

Beruntungnya, saat itu Engkus memakai kopiah. Jadi, sekalipun mengalami luka, tidak begitu parah, karena sedikit terlindungi.

Dalam keadaan luka, Engkus lari ke asrama santri putra. Maksudnya mencari pertolongan karena pelaku mengejarnya. Ia berharap pelaku takut dan pergi.

Kemudian Engkus mendapat kabar bahwa setelah pergi, di jalan berpapasan dengan Dana (35). Pelaku meminta rokok, tapi Dana tidak memberi karena memang sedang tidak punya rokok.

“Karena tidak dikasih, pelaku mengancam akan membunuh Dana dengan kapak yang sudan ada darah, terus memaksa meminta rokok,” lanjut Engkus.

Karena tak kunjung mendapatkan rokok, pelaku pun membacok kepala Dana dengan kapak. Untungnya korban yang kedua itu memakai topi. Selain itu, yang mengenai kepala korban bagian kapak yang tumpul, sehingga menyebabkan luka memar saja.

Kebetulan juga tidak jauh dari lokasi ada warung. Dana lantas membeli rokok dan memberikannya ke pelaku, yang kemudian pulang ke rumahnya.

Adapun Engkus, begitu selamat dari maut, ia pulang ke rumah. Setelah berganti pakaian, ia pergi ke Puskesmas Karangnunggal untuk berobat.

“Empat santri mengantar saya ke Puskesmas. Saya dapat 10 jahitan kepala bagian atas. Luka saya ada dua bagian sama di atas telinga, cuma cukup pake plester saja,” lanjut Engkus.

Sekalipun mendapat ancaman maut, baik Engkus maupun Dana sama-sama tidak memperpanjang perkara. Mereka menganggap urusan sudah selesai tanpa menempuh jalur hukum.

Pertimbangan kedua korban karena pelaku sudah lama mengidap gangguan jiwa. Sekalipun demikian mereka meminta supaya pelaku tidak tinggal di lingkungan kampung itu lagi.

“Karena warga sudah merasa resah. Sudah lama kejiwaannya terganggu dan sering kumat,” Engkus menandaskan.

Support KAPOL with subscribe, like, share, and comment

Youtube : https://www.youtube.com/c/kapoltv

Portal Web : https://kapol.tv/
Portal Berita : https://kapol.id/
Facebook : https://www.facebook.com/kabar.pol
Twiter : https://twitter.com/kapoltv