SOSIAL

Pengumpulan Zakat di Garut Belum Optimal

×

Pengumpulan Zakat di Garut Belum Optimal

Sebarkan artikel ini
Ketua Baznas Kabupaten Garut, Abdullah Efenedi,S.Pd.I., M.E.

KAPOL.ID – Meski berbagai cara sosialisasi terus dilakukan pihak Baznas (Badan Amil Zakat Nasional) Kabupaten Garut, tapi hingga kini pengumpulan zakat dari para muzaki dirasakan belum optimal.

Pernyatan tersebut disampaikan Ketua Baznas Kabupaten Garut, Abdullah Efenedi,S.Pd.I., M.E., diruang kerjanya kemarin.

Meski demikian Efendi menilai, kurang optimalnya pengumpulan zakat bukan berarti masyarakat Garut kurang memperhatikan terhadap pentingnya zakat, tapi masih banyak masyarakat yang memberikan zakat secara langsung tidak melalui Baznas atau lembaga yang secara sah ditunjuk oleh pemerintah.

Padahal menurut ia, Nabi saja pernah mengatakan bahwa memberikan zakat seharusnya diserahkan melalui badan amalan yang telah dibentuk secara sah dan Nabi juga tidk pernah memberikan jakat langsung kepada para mustahik

“Iyah, Ketua MUI Garut juga pernah mengatakan baha dijaman Nabi ada seorang agnia menanyakan harus dikemanakan ini zakat dan Nabi menjawab bahwa zakat harus diberikan kepada badan amalan,” tutur Efendi.

Efendi sendiri menerangkan, pengumpulan zakat di Kabupaten Garut tahun 2024 sudah  diketuk tahun 2023 yang ditargetkan sebesar 16 Milyar  sudah tercapai sebesar Rp15,5 Miliar.

Ia berharap, pada akhir tahun ini target Rp 16 Miliar bisa tercapai.

“Paling banyak dari zakat para ASN Pemda Garut baik yang structural maupun fungsional, ada juga dari kementrian terkait, kementrian agama juga dari kupon infak ramadan masyarakat, serta  kupon aku cinta infak dikalangan siswa-siswi dilinkungan kementrian agama republik Indonesia,” imbuhnya.

Di akhir tahun 2023 lanjut Efendi, bupati telah mengeluarkan Perbup No. 52 tahun 2024, dimana setiap PNS di Kabupaten Garut baik ASN maupun P3K harus mengeluarkan zakat baik dari gajih maupun tunjangan lainnya, termasuk tunjangan kinerja juga sertifikasi atau yang lain-laiannya.

“Kalau struktural banyak, namun kemarin kami rapat dengan UPZ disdik bahwa potensi disitu ada 9 ribu ASN guru SD dan SMP, baik PNS maupun  P3K.  Tapi katanya baru terserap 1/3. Berarti ¾ lagi masih perlu sosialisasi. Terus dari Dinas Kesehatan dari dari 3500 baru 1800. Disinilah kita masih perlu melakukan sosialissi lagi kepada mereka yang belum berzakat ke baznaz,” terangnya.

Seperti dijelaskannya, bahwa tujuan zakat dikelola oleh baznas karena sesuai dengan pasal 3 ayat 1 untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan zakat, kedua meningkatkan manfaat zakat untuk kesejahteraan dan penanggulangan kemiskinan.

“Dan alhamdulilah,  setelah tujuh tahun berjalan, juga diaudit berkali-kali   hasil audit kita wajar tanpa pengecualian. Nah sekarang pun lagi proses audit, mudah-mudahan tahun depan turun opininya sebagai kepercayaan, karena dalam UU dan PP dijelaskan bahwa baznaz itu harus diaudit oleh akuntan publik. Kami juga nanti akan diaudit oleh irjen kemenag tentang kepatuhan,” jelasnya.

Sesuai dengan tujuannya  lanjut Efendi, secara kebetulan dari hasil Rakorbid ketua sama  sekda provinsi beberapa waktu lalu menyatakan bahwa Jawa Barat merupakan wilayah yang mimeliki tingkat pengangguran tertinggi.

Karenanya tidak salah katanya, kalau selama ini zakat yang dihimpun di Baznas di salurkan dengan lima program. Yaitu untuk Garut cerdas, Garut sehat, Garut takwa , Garut peduli dan Garut makmur dalam meningkatkan kewirausahaan dikalangan masyarakat miskin.

“Bahkan kemarin ada  spek bagaimana bisa melakukan penambahan modal dan pembinaan kepada masyarakat. Intinya, Baznas berperan kepada yang membutuhkan usaha, tapi sebelumnya kita berkerja sama dulu dengan dinas terkait untuk melakukan pembinaan dan pelatihan  agar hasilnya memuaskan,” imbuhnya.

Selain itu, dalam hal kemanusiaan, Baznas juga berperan dalam kebencanaan, dimana setiap kali terdi bencana dan pemerintah menyatakan tanggap darurat maka Baznas langsung turun kelapangan menyediakan posko dapur umum.

Disini tutur Efendi, peranan relawan Baznas mengurus para relawan yang bekerja tanpa pamri untuk memenuhi kebutuhan makan dan minumnyal.

“Kalau para korban bencana kan sudah ada yang mengurusnya, tapi jarang sekali ada yang memperhatikan para relawannya. Makanya kami sengaja membuka dapur umum untuk memenuhu kebutuhan makan dan minumnya  para relawan,” ucapnya.

Beberapa waktu lalu juga katanya, Baznas Garut telah mengutus  dan melepas sebanyak 35 orang relawan  Baznas Tanggap Bencana Kabupaten Garut ke Simpanglima Semarang Jateng utnuk mengikuti  apel kesiapsiagaan bencana yang langsung dihadiri oleh Wakil Presiden RI. (Anang KN)***