Oleh Jaja Mardiansyah
Ketua Umum HMI Komisariat STISIP Tasikmalaya
Generasi Z, atau yang sering disebut sebagai “digital natives” adalah generasi yang lahir antara 1997 hingga 2012. Mereka adalah generasi yang tumbuh dalam era teknologi digital yang berkembang cukup pesat. Sehingga dalam proses pertumbuhannya membentuk beberapa karakteristik yang cukup berbeda dari generasi-generasi sebelumnya. Seperti karakter yang lebih beragam, penguasaan digital, bersifat global dan cenderung berpotensi dalam memberikan pengaruh terhadap budaya dan kebiasaan yang berlaku di masyarakat.
Hal tersebut terjadi disebabkan beberapa hal, mulai dari karena cepat dan mudahnya akses informasi. Hingga proses globalisasi yang menyebabkan pertukaran informasi antara satu tempat dengan tempat lainnya dapat berlangsung dengan mudah tanpa dibatasi. Di samping itu, tuntutan zaman membuat hal ini berlangsung tidak hanya di kalangan masyarakat tertentu. Melainkan telah berlangsung hampir disetiap penjuru.
Perbedaan karakter tersebut membuat generasi Z mempunyai peran sentral dalam setiap sektor yang ada di masyarakat. Termasuk sektor yang paling krusial dalam sebuah tatanan masyarakat, yaitu sektor politik. Ditambah lagi dengan kuantitas yang cukup banyak, membuat peranan generasi Z benar-benar diperhitungkan.
Gen Z
Hal tersebut didasarkan pada hasil sensus yang diselenggarakan pada tahun 2020, yang menunjukan bahwa penduduk Indonesia yang berasal dari kalangan generasi Z mencapai 27,94%. Dengan persentase sebesar itu, disamping stigma negatif kepada generasi ini, seperti generasi bermental tempe. Generasi Z mampu berpartisipasi dalam menentukan bagaimana arah politik bangsa Indonesia ke arah yang baik. Politik yang baik adalah politik yang berkualitas dan berkeadilan.
Politik berkualitas adalah politik yang dalam pelaksanaan mekanismenya ditentukan oleh konsensus yang telah disepakati, yaitu Konstitusi dan Undang-undang. Adapun politik yang berkeadilan adalah politik yang memberikan kesempatan serta peluang yang sama kepada setiap orang, sehingga anak kampung yang lahir dari keluarga yang tidak berada atau elit penguasa dapat berkontestasi dengan anak kota yang lahir dari keluarga orang kaya.
Politik berkualitas dan berkeadilan itulah yang kita butuhkan di era ini. Sehingga yang dipertarungkan dalam setiap kompetisinya adalah visi dan gagasan akan kemajuan bangsa bukan seberapa besar pengaruh keluarga yang dimiliki. Hal ini tentu akan melahirkan pemimpin, politisi, dan pemangku kebijakan yang berkompeten di bidangnya. Kemudian akan membawa Indonesia menuju puncak kejayaannya.
Lantas dengan beberapa karakteristik yang dimiliki oleh generasi Z serta banyaknya populasi yang dimiliki, peran apa yang bisa generasi ini ambil dalam politik Indonesia? Sehingga partisipasi yang dilakukan oleh generasi ini, tidak hanya sekadar sebagai massa yang bisa digerakan begitu saja oleh para elit politik. Melainkan mampu memberikan warna bahkan menentukan setiap kebijakan yang kemudian berguna bagi masa depan bangsa.
Terdapat beberapa peran yang bisa diambil oleh generasi Z dalam partisipasinya di sektor politik. Peran yang dimaksud meliputi, Peran Dalam Pesta Demokrasi, Peran Dalam Berkompetisi, Peran Dalam Mengawasi dan Peran Dalam Mengedukasi.
Berbagai peran
Peran dalam pesta demokrasi adalah suatu bentuk partisipasi dalam setiap momentum pemilihan umum yang diselenggarakan oleh pemerintah selama lima tahun sekali. Dimana dalam momentum tersebut, generasi Z mampu ikut serta hadir ke TPS (Tempat Pemungutan Suara) untuk memberikan suaranya. Sehingga pemimpin atau wakil di parlemen merupakan orang-orang yang apabila tidak bisa dikatakan baik, setidaknya tidak terlalu buruk.
Selanjutnya adalah peran dalam berkompetisi, yaitu sebuah bentuk partisipasi yang dilakukan oleh generasi Z dalam upayanya ikut bersaing dalam setiap momentum politik. Hal tersebut bisa langsung dilakukan oleh generasi Z yang berusia 21 tahun keatas. Sebagaimana yang tercantum dalam UU nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilu pasal 240 ayat 1. Adapun kompetisi yang bisa di ikuti adalah kompetisi memperebutkan kursi di badan legislatif/parlemen.
Di samping itu, peran kompetisi juga dapat mulai dilakukan oleh generasi Z dengan cara keikutsertaannya dalam partai politik. Harapannya adalah dengan kualitas yang dimiliki generasi ini, yang tentunya sangat relevan dengan perkembangan zaman. Dapat membuat partai politik mendorongnya untuk maju dalam kontestasi.
Peran yang selanjutnya adalah peran dalam mengawasi. Yang penulis maksud dengan peran dalam mengawasi adalah generasi Z ikut andil berpartisipasi dalam mengawasi kinerja pemerintah serta mengawasi setiap kebijakan yang dikeluarkan. Sehingga harapannya dengan melakukan hal tersebut, kecurangan, penyelewengan kewenangan, korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) dapat diminimalkan atau bahkan dihilangkan.
Peran tersebut berpotensi memberikan dalam mewujudkan politik yang berkualitas di Indonesia. Hal tersebut dapat kita lihat dalam kasus yang menjerat para pejabat publik, dimana dalam proses pengungkapannya dimulai dari beberapa netizen yang menyoroti gaya hidup istri para pejabat tersebut yang sangat tidak sesuai dengan gaji yang dimilikinya.
Di samping itu dalam upaya mewujudkan penegakkan hukum yang berkeadilan. Tidak jarang dimulai dari kasus viral yang terjadi di media sosial. Fenomena ini menunjukkan bahwa proses pengawasan bila dilakukan oleh semua pihak, Terlebih generasi Z yang kebanyakan waktunya dihabiskan dalam dunia maya. Dapat membantu mewujudkan kehidupan yang berkeadilan.
Terakhir, peran yang dapat diambil oleh generasi Z adalah peran dalam hal mengedukasi. Menurut penulis, edukasi yang efektif adalah edukasi yang dilakukan dengan menggunakan metode serta jalan yang paling baik. Metode yang baik adalah metode yang sesuai dengan perkembangan zaman. Dari asumsi tersebut, penulis meyakini bahwa generasi Z memiliki potensi yang jauh lebih besar dalam upayanya mewujudkan masyarakat yang sadar akan setiap permasalahan politik.
Terlebih kemampuan generasi Z akan penguasaan digital dapat membuat mereka lebih terhindar dari informasi-informasi hoax yang beredar. Salah satunya dan yang paling sering adalah informasi hoax yang ada di grup keluarga. Sehingga sudah menjadi suatu keharusan apabila generasi Z ini mampu memberikan edukasi atau setidaknya meluruskan setiap informasi hoax yang beredar tersebut.
Lapangan Pekerjaan, Pendidikan, Kesehatan, Keamanan, Lingkungan, Dan Masa Depan ditentukan oleh politik. Maka, mengupayakan untuk mewujudkan politik yang berkualitas dan berkeadilan adalah tugas setiap orang, khususnya generasi Z. Generasi yang merasakan dampak setiap keputusan, generasi yang paham akan kebutuhan, dan generasi yang paling merasakan dampak dari kerusakan lingkungan dimasa depan.***