KAPOL.ID –
Perhelatan Pilkada Kota Tasikmalaya semakin menarik perhatian berbagai kalangan. Termasuk kalangan milenial yang menunjukkan ketertarikannya dalam proses politik.
Salah satunya yang terlihat pada proses pendaftaran bacawalkot dan bacawawalkot melalui PKB Kota Tasikmalaya. Beberapa nama generasi milenial alias usia di bawah 40 cukup mewarnai.
Kiki Ikhsan Fauzi. Lelaki berusia 33 tahun ini aktif di forum diskusi anak muda “Di Luar Kelas” yang rutin setiap akhir bulan di Veloce Coffee.
Dia juga seorang pengusaha muda dan pegiat seni di komunitas seni NgaosArt.
“Ikut serta dalam penjaringan calon wali kota adalah panggilan nurani. Melayani rakyat merupakan implementasi dari iman yang paling dalam,” katanya.
Dia menyatakan siap secara lahir dan batin. Kesiapan finansialnya untuk kampanye tidak akan menjadi masalah.
Baginya menjadi seorang wali kota berarti mewakafkan dirinya secara menyeluruh demi kepentingan masyarakat.
“Ketika sepenuhnya mewakafkan pikiran dan tenaganya untuk masyarakat, tak akan dibebani biaya logistik,” katanya.
Panggilan
Sementara itu, Ihsan Riadi memilih PKB karena dalam persyaratan ada poin untuk tidak korupsi. Dan mendapat inspirasi membantu masyarakat saat bakti sosial.
“Ada seorang ibu yang tidak bisa membiayai anaknya setelah ditinggal suaminya. Bantuan dari pemerintah tidak ada, tapi tak dapat berbuat banyak.”
“Kemudian dari situ saya termotivasi untuk mengabdi kepada masyarakat,” kata Pemilik baru wisata Pasir Pataya ini.
Lelaki berusia 38 tahunn ini juga spontan mendaftarkan diri setelah mendapat restu dari orang tua. Serta berkomitmen saat menjabat akan menyerahkan seluruh gaji dan sebagian tunjangan untuk masyarakat.
“Saya datang ke Tasik ini sebenarnya tidak pernah terfikirkan sebelumnya. Lalu saat membeli objek wisata Pasir Pataya di Cibeureum, ada perasaan nyaman tinggal di Tasik,” katanya.
Pengusaha tiket perjalanan wisata dan umroh ini mantap untuk beraktivitas di Tasikmalaya dan tidak berniat mencari uang.
“Saya ingin mengabdi di Tasikmalaya ketika diamanahi oleh masyarakat,” kata lelaki asal Ponorogo Jawa Timur ini. ***