KAPOL.ID – Pj. Bupati Maybrat, Dr. Bernhard E. Rondonuwu, S.Sos. M.Si menjelaskan bahwa menurut catatan Buku Petunjuk Gereja Tahun 2001, Paroki St. Yoseph Ayawasi yang selanjutnya disebut Paroki mulai berdiri pada tahun 1956, dengan jumlah umat 5.009 orang.
Menurut Bernhard, sebelum berdiri sendiri, Paroki pun bergabung dengan Paroki St. Agustinus Manokwari.
“Namun, sejarah Paroki sebenarnya sudah dimulai sejak 4 April 1953,” kata Bernhard saat melakukan ibadah di Gereja Khatolik, Paroki St. Yoseph di Ayawasi, Minggu (9/10).
Pada saat itu, untuk pertama kalinya Pater Jorna, OFM mempermandikan 56 orang di Tabamsare (daerah Karon) dengan wali baptisnya guru Jamlean (asal Kei-Maluku Tenggara).
Dikatakan, di Tabamsarelah mulai cikal-bakal berkembangnya Warta Gembira di Ayawasi mulai dari Pegunungan Tambraw merambah sampai wilayah Maybrat (Mare, Aifat dan Aifat Timur).
“Selama lima tahun pertama (1953-1957), wilayah ini dilayani oleh para pastor dari Ordo Fransiskan,” kata dia.
Misionaris OSA yang untuk pertama kalinya masuk ke wilayah Paroki ini Pater Kees van Beurden, OSA.
“Pater Beurden untuk pertama kalinya mempermandikan umat di wilayah ini pada tanggal 24 Desember 1957,” ujarnya.
Dan, untuk selanjutnya pewartaan Injil di wilayah ini dilimpahkan kepada para pastor dari Ordo Agustinus.
Dalam kesempatan itu, Pj. Bupati memberikan sambutan dan menyampaikan beberapa poin.
“Di era sekarang, perbedaan itu adalah hakiki. Tapi seorang kristen tidak bisa tonjolkan perbedaan. Tunjukan kesamaan agar kita semua bisa saling menguatkan dalam membangun Kabupaten Maybrat,” ucapnya.
Pengalaman panjang karir Pj. Bupati akan diimplementasikan pada roda pemerintahan di Kabupaten Maybrat.
“Pemerintah akan selalu di tengah-tengah jemaat. Program kami, yakni membangun Ibu Kota Kab. Maybrat di Kumurkek, membangun dan menjalankan roda pemerintahan, lakukan pembangunan serta kemasyrakatan Aifat Timur Raya,” ucapnya.
Kemudian, menurut Bernhard, membangun Distrik Mare Raya untuk pemerataan.
Pj. Bupati ingin berbenah di Maybrat dari sisi pendidikan, kesehatan.
Era birokrasi pemerintah kedepan, akan menggunakan yang namanya sistem.
“Era perkembangan sekarang, milenial harus menyesuaikan dengan perkembangan zaman,” ucapnya.
Ia mengatakan, pada saat ini PNS bukan lagi keinginan yang nomor 1.
“Saat ini yang menjadi keinginan kaum milenial adalah nomor 1 youtuber, start up, dan desain grafis. Maka, persiapkan anak-anak kita agar bisa menembus perkembangan zaman,” ujarnya.
Anak muda di Kab. Maybrat harus bisa bersaing dengan milenial dari daerah yang lain.
Diharapkan, masyarakat tidak mudah percaya atas berita bohong atau hoaks yang berkembang di media sosial.
“Untuk pendataan Tenaga Non ASN, saya mengingatkan bahwa pendataan tersebut baru langkah awal oleh pemerintah untuk mengetahui jumlah Non ASN,” katanya.
Kemudian, ujar Bernhard, akan ditindaklanjuti dengan penyesuaian, maka dari itu mari ciptakan Anu Beta Tubat.
Terpantau, Pj. Bupati didampingi Asisten II, Sekretaris Dewan DPRD Kab Maybrat, Kadis Pariwisata, Kadis Pertanian dan ketahanan Pangan, Perwakilan Dept. Agama. ***