TASIKMALAYA, (KAPOL).- Asosiasi PSSI Jawa Barat terus melakukan perbaikan dalam sistem kompetisi sepakbola. Ini dilakukan untuk kemajuan sepakbola dan kompetisi yang lebih baik lagi.
Sekjen Asosiasi PSSI Jawa Barat, H Dedi Permana mengatakan pola Kompetisi liga tiga untuk tahun ini di rubah. Kompetisi dibagi dua seri yakni seri satu dan seri dua.
Untuk seri satu diisi oleh klub yang benar-benar profesional dan sudah memenuhi standar yang ditetapkan.
Sehingga tidak semua tim di Jawa Barat bisa mengikuti kompetisi liga tiga seri satu.
“Untuk tahun ini kita berlakukan dua seri dan ini baru Jawa Barat yang sudah menjalankan sistem ini. Daerah lain masih menggunakan cara lama,” kata H Dedi di kediamannya di Kecamatan Pagerageung kemarin.
Kata dia ada 21 klub dari berbagai daerah di Jawa Barat yang masuk seri satu liga tiga.
Klub yang masuk seri satu ini klub yang benar-benar memenuhi standar klub profesional dan lolos verifikasi.
Klub yang masuk kompetensi liga tiga seri satu diantaranya harus memenuhi aspek lisensi Klub, standarisasi organisasi dan manajemen klub, fasilitas klub dan fasilitas pertandingan home, standarisasi keuangan klub, supporting dan harus memiliki tim U+17 dan SSB.
Untuk jaminan aset atau standarisasi keuangan, klub harus memiliki jaminan aset Rp 50 juta.
Dan klub yang mengundurkan diri di tengah jalan didenda sampai Rp 250 juta. Klub juga harus memiliki lapangan standar nasional untuk menggelar pertandingan home.
“Kita benar-benar lakukan verifikasi semua klub yang mendaftar masuk liga tiga seri satu. Dan totalnya ada 21 klub yang akan terus bergulir setiap tahun,” katanya.
Dan khusus Kabupaten Tasikmalaya ada dua klub yang lolos kompetisi elit liga tiga yakni Persitas dan Persikabtas. Keduanya menggunakan stadion Dadaha sebagai tempat pertandingan home.
H Dedi mengatakan perubahan sengaja dilakukan sebagai langkah melakukan pembenahan sistem kompetisi sepakbola di Jawa Barat.
Pasalnya selama ini untuk liga tiga cenderung digelar asal asalan. Tidak heran jika banyak klub yang bisa mundur seenaknya di tengah jalan.
“Namun dengan sistem yang sekarang semua tim bisa lebih profesional. Pemain juga memiliki kejelasan dalam masalah kontak,” katanya.
Ia berharap dengan sistem yang baru sekarang ini klub klub sepakbola di Jawa Barat termasuk wilayah Priangan Timur bisa lebih profesional lagi dalam mengelola tim sepakbola.
Sehingga sepakbola mengalami lonjakan yang pesat dan bisa melahirkan pesepakbola handal. (KP-03)***