GARUT, (KAPOL).- Ratusan Pasien rawat inap di RSUD dr. Slamet Garut tidak dapat memilih baik Pilpres maupun Pileg, karena tidak ada Tempat Pemungutan Suara
(TPS).
Jangankan pasien, pihak keluarganya pun mengaku bingung harus kemana menyalurkan hak politiknya.
“Saya sudah tiga hari disini karena saudara saya sakit. Surat panggilan pencoblosan sengaja saya bawa tapi sampai pukul 13.00 tak
ada panitia yang datang kesini. Jangankan saudara saya yang sakit, saya sendiri gak bisa nyoblos,” kata Undang Suherman (55) pendukung Jokowi-Maruf Amin, asal Desa Paas, Kecamatan Pameungpeuk selatan Garut, Rabu (17/4).
Senada diungkapkan, Lilis Handayani (45) salah seorang pasien asal Desa Salamnunggal, Kecmatan Leles.
“Kalau surat panggilan ada di rumah. Untuk apa dibawa juga kalau di rumah sakit gak ada TPS nya. Saya ini pendukung capres Jokowi. Mestinya di rumah sakit
juga harus ada TPS untuk menyalurkan hak politik pasien atau keluarganya. Ya seperti saya ini, saya mampu buka surat suara, saya juga mampu nyoblos,”
ujarnya.
Menurut petugas sekuriti rumah sakit, jumlah pasien dan keluarganya yang berada di rumah sakit saat pencoblosan ini tidak kurang dari seribu orang.
“Pada saat Pilkada tahun lalu juga memang di rumah sakit Dr. Slamet Garut ini tidak ada TPS. Tadi juga banyak keluarga pasien yang menanyakan pencoblosan. Saya juga bingung harus kemana,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua KPU
Garut, Djunaedin Basri membenarkan di RSU dr. Slamet Garut tidak ada TPS. Namun,
di sekitar Komplek rumah sakit ada tiga TPS terdekat.
“Nah TPS itu yang bisa menampung keluarga pasien atau paseinnya sendiri yang akan mencoblos. Kalau TPS khusus, Ya memang tidak ada, terkecuali di rumah sakit di kota kota besar,” tururnya.
Pihaknya tidak menambah TPS di rumah sakit dan itu sudah di rekomendasi pihak Bawaslu dan pada saat Pilkada juga tak ada.
Ia menyebutkan, selain masalah tidak ada TPS di rumah sakit, juga ada beberapa
TPS yang kekurangan surat suara (susu) dan susu yang salah kirim.
“Terus kami pantau, memang ada TPS yang kekurangan surat suara kami menyisir TPS yang masih
memiliki kelebihan. Sementara persediaan surat suara pada pukul 07.00 sudah dimusnahkan,” ujar Djunaedin Basri. (Dindin Herdiana)***