KANAL

Sambung Aspirasi Warga, PMII Audiensi ke Dinas Pertanian

×

Sambung Aspirasi Warga, PMII Audiensi ke Dinas Pertanian

Sebarkan artikel ini

KAPOL.ID–Sejumlah aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) mendatangi kantor Dinas Pertanian Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (19/3/2020). Tujuan mereka untuk melakukan audiensi.

Kehendak PMII beraudiensi dengan Dinas Pertanian tersebut, dilatarbelakangi oleh aduan sejumlah warga yang tergabung pada kelompok tani. Kelompok tersebut mengeluhkan bantuan pisang; mulai dari bibit, pupuk, hingga berbagai jenis barang pendukung perkebunan pisang.

Dinas Pertanian sendiri pernah melangsungkan program bantuan untuk perlebunan pisang pada 2019. Program ini bernilai hingga Rp 5 milyar, yang tersebar antara lain di daerah Salopa, Cikatomas, Pancatengah, dan Manonjaya.

“Sekitar dua minggu lalu, saat kami sedang melakukan KKM, kami menemukan salah satu program yang ditangani oleh Dinas Pertanian. Ada beberapa kelompok yang mengeluh terkait program pisang,” ujar Unggul Suryadi.

Pernyataan pria yang biasa disapa Surya tersebut disampaikan di hadapan (antara lain) Sekretaris Dinas (Sekdis) Pertanian, Idik Abdullah; Kepala Bidang Pangan, Eddy Abdul Somad; Kasi Produksi Holtikultura, Restu Yarestuka; Rika R. serta sejumlah petugas keamanan.

“Yang namanya warga, ya, tidak melihat kami ini dari jurusannya apa(?). Tahunya, kami ini mahasiswa. Sementara mahasiswa, salah satu kewajibannya, kan, pengabdian terhadap masyarakat,” tambahnya.

Lebih lanjut, aktivis PMII meminta beberapa penjelasan dari pihak Dinas Pertanian. Antara lain soal ukuran (ketinggian) bibit, proses pengiriman bibit dan pupuk, proses sosialisasi, proses pengawasan dan penyuluhan terhadap kelompok tani, serta pihak perusahaan mana yang bertanggungjawab.

“Sepertinya ada faktor kelalaian dari pihak dinas dalam hal pengawasan. Misalnya dalam hal pemupukan. Bahkan ada yang tidak sampai ditanam, karena alasan pupuk terlambat sampai,” lanjutnya.

Pembahasan lebih banyak soal bibit. Aktivis PMII mengaku kalau dirinya melihat bibit yang rusak, bahkan mati. Mengingat jumlahnya yang cukup banyak, serta menghabiskan anggaran yang cukup besar; kenyataan tersebut bisa saja berdampak pada kerugian negara. Dalam kata lain, tujuan untuk mengembangkan pisang Nusantara tidal tercapai.

Masih terkait bibit, aktivis PMII mempertanyakan secara detil; apakah bibit dikirim menggunakan media polybag atau tidak(?). Pasalnya, mereka sempat mendapat dua keterangan yang berbeda. Ada yang menyebutkan berpolybag, ada juga yang mengatakan tidak berpolybag.

Penjelasan Dinas Pertanian, baca link: https://kapol.id/respon-pertanyaan-aktivis-pmii-dinas-pertanian-tegaskan-program-bantuan-pisang-sesuai-prosedur/

Audiensi berlangaung lebih-kurang satu jam. Semula aktivis PMII keukeuh meminta dihadirkan Kepala Bidang (Kabid) Perkebunan dan Holtikultura. Kebetulan, pada saat itu Kabid Perkebunan dan Holtikultura berhalangan hadir, seperti halnya Kepala Dinas (Kadis).

Karena Kabid dan Kadis sedang berkegiatan di luar kantor, sehingga tidak bisa dihadirkan, pada akhirnya audiensi pun berakhir–untuk sementara. Aktivis PMII menyatakan kalau ke depan pihaknya masih akan melakukan audiensi kembali.

“Kita akan mengevaluasi dulu hasil dari audiensi hari ini. Paling lambat seminggu lagi kita akan audiensi kembali,” pungkas Surya.

—- Support KAPOL with subscribe, like, share, and comment —-
Youtube : https://www.youtube.com/c/kapoltv

Portal Web: https://kapol.tv
Twiter : https://twitter.com/kapoltv
Facebook : https://www.facebook.com/kabar.pol
Instagram : https://www.instagram.com/kapol_id
Portal Inside : https://kapol.id/