TASIKMALAYA, (KAPOL).- Uu Ruzhanul Ulum yang juga Gubernur Jawa Barat menyayangkan insiden tak mengenakan di minimarket Indomaret Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya. Tuduhan tersebut tidak terbukti meski melihat rekaman CCTV.
“Saya berharap kejadian seperti ini tidak terulang dikemudian hari, apalagi terhadap santri. Teriakan maling itu dinilai melecehkan, biasanya ada SOP yang harus dilaksanakan oleh pekerja itu dalam menjalankan pekerjaannya. Santri di Miftahul Huda itu benar-benar dipersiapkan menjadi kiai,” kata Uu, saat ditemui, Jumat (3/1/2020).
Pihaknya juga menghimbau, agar kejadian ini tidak meluas. Pengurus dan keluarga menunggu permintaan maaf dari manajemen waralaba tersebut.
“Kami imbau agar tidak mengambil tindakan sendiri dalam kasus ini. Manajemen juga belum menemui pondok pesantren sampai hari ini,” katanya.
Salah satu pengasuh Ponpes Manonjaya, KH Dodo Aliyul Murtadlo mengatakan kan, saat itu empat santriwati hendak membeli keperluan perempuan dan sejumlah makanan.
Ketika masuk ke mini market, tatapan petugas sudah menunjukan kurang bersahabat.
Perkumpulan Santri Pasundan, Aceng Ahmad Nasir juga mengecam tindakan terhadap santri Ponpes Miftahul Huda.
Selain tidak manusiawi, belum ada permintaan maaf kepada umat islam atas perlakuan tuduhan mencuri ganpa alat bukti.
“Kami mendesak kepada pemerintah daerah tasik untuk mencabut izin operasi indomaret tersebut, semestinya mendorong CSR-nya untuk kepentingan pendidikan santri. Ini malah sebaliknya justru dengan arogan mendeskriditkan santri seperti seorang pencuri yang jelas tidak terbukti,” katanya.
Pihaknya mendesak kepada pemerintah pusat untuk melakukan kajian ulang terhadap merebaknya Waralaba minimarket.
Sebab secara langsung atau tidak langsung turut membangkrutkan pedagang lokal dan para pedagang kecil lainnya yang menunjukan disparitas ekonomi yang semakin mengangga. ***