KAPOL.ID –
Berdasarkan data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Priangan Timur secara keseluruhan, tahun 2020 mencapai Rp106,96 T, dengan laju pertumbuhan yang terkontraksi sebesar -0,76%.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw) Tasikmalaya melingkupi Kota dan Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kota Banjar dan Kabupaten Pangandaran, bahas jurus-jurus pemulihan ekonomi.
“Laju pertumbuhan yang terkontraksi sebagai dampak pandemi covid-19 pada tahun 2020.”
“Ada momentum yang tepat tahun ini untuk menggalang kerjasama untuk mendorong pemulihan ekonomi secara bersama-sama di Priangan Timur,” ujar Kepala KPw Bank Indonesia Tasikmalaya, Darjana.
Kerjasama Antar Daerah Intra Priatim, merupakan salah satu upaya yang perlu didorong.
Data selama tahun 2020, papar dia, diindikasikan terjadi penurunan permintaan saat penawaran tetap sehingga stok berlimpah akibat penyerapan pasar kurang.
“Dapat dilihat dari indikator sektor produktif dan strategis di Priangan Timur sekalipun mengalami kontraksi.”
“Seperti sektor pertanian yang relatif menurun walaupun masih positif pada akhir periode,” katanya.
Penurunan permintaan di sektor pertanian khususnya dari luar wilayah Priatim seperti Jakarta, Bodebek dan Bandung ditenggarai dampak Pembatasan Sosial Berskala Besar maupun Mikro.
“Salah satu alternatif solusi, optimalisasi kerjasama antar daerah yang kuat khususnya terkait pangan se-Priatim.”
“Sebab lebih mudah akses pemasarannya dan diharapkan terjangkau harganya karena jalur distribusi lebih pendek,” ujar Darjana.
Komoditas pangan juga, lanjut dia, masih menjadi perhatian di Priangan Timur dengan surplus dan defisit terhadap kebutuhan masing-masing daerah.
Usulan yang dapat menjadi pertimbangan adalah optimalisasi terminal agribisnis yang dapat dikelola bersama oleh Pemda Priatim.
“Perlu dijaga penguatan sektor hilir yang mandiri melalui terminal agribisnis bersama.”
“Sehingga dapat tetap mempertahankan kestabilan produksi, keterjangkauan harga dan kelancaran distribusi kepada masyarakat di Priatim,” katanya.***