BISNIS

Tekstil Majalaya, Dulu Pernah Berjaya Kini Mati Suri

×

Tekstil Majalaya, Dulu Pernah Berjaya Kini Mati Suri

Sebarkan artikel ini

KAPOL.ID- Tekstil Majalaya pernah berjaya. Kota itu pun pernah menjadi kota Petro Dollar sebagai mesin penghasil uang. Namun itu masa lalu, kini usaha Tekstil Majalaya sedang lesu dan kondisinya mati suri.

Butuh sentuhan dari pemerintah agar sebutan kota Petro Dollar bisa kembali disematkan ke Majalaya. Para pelaku usaha Tekstil tenun Rakyat itu kini sangat menanti perhatian pemerintah.

Kondisi itu diperparah dengan serangan wabah virus Corona. Para pelaku usaha tenun tekstil rakyat Majalaya Kabupaten Bandung, sangat merasakan imbasnya.

Usaha tekstil yang sudah menjadi bagian dari kehidupan ribuan masyarakat Majalaya tidak lagi berdenyut. Banyak dari para pelaku usaha tidak lagi berproduksi dan mengalami mati suri. Bahkan kesulitan untuk bayar listrik.

“Mestinya kemaren itu masanya panen bagi para pengrajin tekstil rakyat di Majalaya. Tapi gara-gara Virus Corona kita semua terkena imbas tidak bisa mendapatkan keuntungan,” kata H Deden Pengrajin Tenun Tekstil Majalaya Selasa (29/6/2020).

Masyarakat pengrajin tenun tekstil rakyat harus gigit jari tidak bisa menjual hasil produksinya karena adannya wabah virus Corona. Bahkan banyak yang tidak bisa memberi THR kepada para karyawan nya.

“Kita semua sangat merasakan imbas dari merebaknya virus Corona ini. Dan sekarang ini sulit untuk bisa lagi berproduksi,” kata H Asep pengrajin tenun tekstil rakyat Majalaya lainya.

Bagaimana tidak semua tempat jualan baik itu tanah Abang dan juga pasar-pasar termasuk di Majalaya tutup selama tiga bulan. Akhirnya para pengusaha tekstil tidak bisa memasarkan hasil produksinya dan usaha mereka pun tidak berjalan normal.

Divisi Kerjasama Komunitas Tekstil Majalaya, H Achmad Jamaludin mengakui usaha Tekstil tenun Majalaya saat ini sedang lesu. Banyak pengrajin yang tidak bisa membayar gaji karyawannya. Bahkan ada yang sampai tidak bisa bayar listrik dan nyaris dilakukan pemutusan oleh pihak PLN.

“Kami sangat membutuhkan sentuhan dari pemerintah agar tekstil Majalaya bisa bergairah lagi. Jangan sampai Tekstil rakyat Majalaya dibiarkan mati suri seperti sekarang ini ekonomi Majalaya sedang lesu,” katanya.

Di Majalaya sendiri saat ini ada lebih dari 300 pelaku usaha Tenun Tekstil dengan rata-rata satu pengrajin mempekerjakan 100 orang warga. Tidak hanya memproduksi kain sarung saja tetapi juga membuat kain lainya yang menjadi kebutuhan masyarakat.

Para pengrajin Tekstil rakyat itu tersebar di empat Kecamatan yakni Kecamatan Ibun, Majalaya, Paseh dan Kecamatan Solokan Jeruk. Mereka membuat berbagai kebutuhan masyarakat dari mulai popok hingga kain sarung.

“Kalau pemerintah pro rakyat harusnya bisa membantu menyelamatkan nasib usaha Tekstil rakyat Majalaya. Karena industri ini melibatkan ribuan masyarakat,” katanya.

Kota Petro Dollar

Majalaya jika melihat jauh ke belakang pernah menjadi daerah penghasil rupiah atau Petro Dollar. Pengrajin tekstil rakyat pernah merasakan bagaimana produksi tekstilnya berjalan lancar dan menjadi peng hasil rupiah.

Itu terjadi di jaman orde baru, dimana pemerintah saat ini membuat kebijakan adanya kewajiban penguasa besar untuk menjalin kemitraan dengan pengrajin tekstil Majalaya.

Saat itu masing-masing pengusaha atau pengrajin tekstil mendapatkan pesanan sebanyak 1 juta meter tiap bulan dan kontrak nya dibuat tiap 6 bulan sekali. Kondisi ini berjalan selama 20 tahun.

“Kami saat itu mendapat pesanan membuat kain untuk kantung terigu. Dalam satu bulan itu ada pesanan sampai 1 juta meter dan kontraknya selama 6 bulan sekali. Program  ini membangkitkan ekonomi di majalaya saat itu,” kata H Achmad yang kerap disapa H Aloy itu.

Gara-gara adanya program kemitraan tersebut ekonomi rakyat Majalaya bergeliat dan saat itu Majalaya dikenal sebagai kota Petro Dollar. Hanya saja program tersebut tidak dilanjutkan di masa pemerintahan berikutnya.

“Kami semua rindu akan program pemerintah yang pro rakyat seperti yang dilakukan tempo dulu. Manfaatnya sangat dirasakan. Dan semoga di masa pemerintahan sekarang ada keberpihakan pemerintah pada industri tekstil rakyat Majalaya ini,” ucapnya.

Sentuhan yang dibutuhkan Pengrajin Tenun Tekstil Majalaya saat ini bukan hanya di bidang permodalan saja. Tetapi juga dalam bidang pemasaran.

Kawasan Khusus Ekonomi Tekstil Rakyat

Masyarakat menginginkan adanya pasar grosir khusus untuk menampung hasil tekstil Majalaya layaknya pasar Tanah Abang Jakarta. Jika ini dibangun maka tekstil Majalaya bergeliat kembali.

Revitalisasi mesin juga wajib dilakukan karena kondisi mesin yang digunakan masyarakat masih mesin lama. Di lokasi pabrik milik H Aloy saja dari 120 mesin yang ada 30 persennya mesin lama dan harus direvitalisasi.

Sebenarnya para pengrain tekstil Majalaya sudah sangat mahir dalam membuat kain tekstil. Buat apa saja masyarakat Majalaya bisa, tinggal ada pesanan nya.

“Disuruh buat kain apa saja kami mampu. Tinggal ada pesanan nya. Misal pemerintah butuh untuk seragam hansip, kami bisa buat kain untuk seragam hansip itu. Jika saja pemerintah pesan untuk seragam hansip se Indonesia ini akan menjadi pitamin luar biasa bagi kami di Majalaya,” katanya.

Atau bisa saja pemerintah memesan kepada para pengrajin untuk membuat kain ihram bagi jemaah haji Indonesia. Ini akan sangat luar biasa dampak nya bagi pelaku usaha tekstil rakyat Majalaya.

“Intinya kami sangat menunggu sentuhan dari pemerintah. Keberpihakan pemerintah kepada pelaku usaha tektil rakyat sangat dinantikan. Ini penting agar usaha tekstil Majalaya bergairah kembali,” katanya.

Langkah strategis lain yang bisa dilakukan pemerintah dengan membuat perlakuan khusus bagi Majalaya dengan menetapkan Majalaya sebagai Kawasan  Ekonomi Khusus Tekstil Rakyat Majalaya.

Jika ini dilakukan maka julukan Majalaya sebagai kota Petro Dollar bisa kembali terjadi dan industri tekstil Majalaya bisa kembali bergeliat. Ribuan masyarakat Majalaya tingkat kesejahteraan bisa meningkat

—- Support KAPOL with subscribe, like, share, and comment —-
Youtube : https://www.youtube.com/c/kapoltv

Portal Web: https://kapol.tv
Twiter : https://twitter.com/kapoltv
Facebook : https://www.facebook.com/kabar.pol
Instagram : https://www.instagram.com/kapol_id
Portal Inside : https://kapol.id/