PENDIDIKAN

Tim Pengabdian Unsil dan MGMP Bahasa Indonesia Implementasikan Kurikulum Merdeka Tingkat SMP di Kota Tasikmalaya

×

Tim Pengabdian Unsil dan MGMP Bahasa Indonesia Implementasikan Kurikulum Merdeka Tingkat SMP di Kota Tasikmalaya

Sebarkan artikel ini
Tim Pengabdian Masyarakat program unggulan program studi (PbM-PUPS) Unsil Tasikmalaya menggandeng musyawah guru mata pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia sekolah di Kota Tasikmalaya.*

KAPOL.ID –
Tim dari Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya melakukan pengabdian masyarakat melalui program unggulan program studi (PbM-PUPS). Dengan menggandeng musyawah guru mata pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia pada 25-26 Juli 2023 di SMPN 5 Kota Tasikmalaya.

Ketua tim pengabdian, Iis Lisnawati mengatakan, pengabdian kali ini untuk membantu implementasi kurikulum merdeka di sekolah.

Yang akan diberlakukan di semua sekolah jenjang pendidikan menengah tahun ajaran 2024-2025. Dan tahun ajaran 2023- 2024 berupa kurikulum mereka di SMP mulai diberlakukannya di Kelas VII.

“Dalam pengabdian bagi masyarakat program unggulan program studi, dilaksanakan melalui pendampingan sistem workshop melalui dua pertemuan.”

“Mulai diskusi dan presentasi serta modul ajar dan aplikasinya. Kemudian evaluasi melalui hasil kerja mandiri para guru yang tergabung dalam MGMP,” katanya, Kamis (23/11/2023).

Para guru setidaknya memahami segala komponen serta dapat merealisasikannya secara utuh. Tim pengabdian memulai dengan survei tentang implementasi Kurikulum Merdeka di tingkat SMP.

Terutama menentukan langkah sebelum pelaksanaan PbM-PUPS sebanyak 170 SMP antara lain 21 SMP Negeri dan 149 SMP swasta.

“Baru 9 SMP menggunakan Kurikulum Merdeka yakni 6 IKM mandiri belajar, 2 IKM mandiri berubah, 1 IKM mandiri berbagi.”

“Untuk materi tentang modul tak terlalu sulit karena pada hakikatnya Kurikulum Merdeka hampir sama dengan RPP dalam Kurikulum 2013,” ujarnya.

Tim pengabdian terdiri dari program studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Titin Setiartin Ruslan, Welly Nores Kartadireja. Dan dari Pendidikan Sejarah dan Fasilitator Sekolah Penggerak, Laely Armiyati.

Ia berharap Kurikulum Merdeka yang digulirkan pemerintah dapat mengimbangi perkembangan teknologi dan digital bergerak cepat.

“Arus informasi yang tidak terbendung menuntut pendidikan harus adaptif dan solutif terhadap perkembangan zaman.”

“Masalah yang muncul dari keadaan tersebut membutuhkan lulusan yang berkualitas unggul, berdaya saing tinggi, siap menghadapi tantangan global di era revolusi 4.0,” katanya.***