KANAL

Tim PPM Unsil Dorong Kemandirian Pangan Warga di Tengah Covid-19

×

Tim PPM Unsil Dorong Kemandirian Pangan Warga di Tengah Covid-19

Sebarkan artikel ini
Di Tengah Covid-19, Tim PPM Unsil Beri Pelatihan Wirausaha dan Bantuan ke Warga Tasikmalaya.

KAPOL.ID – Tim Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (PMM) Universitas Siliwangi (Unsil) memberikan pelatihan kewirausahaan dan bantuan kepada warga di Desa Cukangkawung, Kecamatan Sodonghilir, Kabupaten Tasikmalaya.

Menurut Ketua tim PPM, Biki Zulfikri Rahmat, pelatihan dan bantuan diberikan sebagai upaya untuk meminimalisir dampak secara ekonomi akibat pandemi Covid-19, serta mendorong agar terwujudnya kemandirian pangan.

“Pelatihan mengenai pemasaran dan kemandirian pangan ini murni untuk berbagi ilmu, sharing untuk kebermanfaatan para wirausaha makanan Molring dan makanan ringan lainnya di Cukangkawung. Sehingga adanya peningkatan nilai tambah atau value added dari upgrade kemasan,” kata Biki dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (14/11)

Pelatihan ini menyasar semua elemen masyarakat, khususnya warga yang berjualan secara pribadi, Ibu-ibu PKK, maupun yang tergabung dalam kelompok usaha di desa tersebut.

Pelatihan dihelat pada bulan Oktober dan awal November ini.

Pelatihan ini dilakukan dengan cara penyampaian materi dan praktek langsung yang dipandu oleh tim PPM bersama dengan narasumber salah satunya dari konsultan bisnis INOPAK Institute, Rani.

Sementara tim PPM terdiri dari Biki dan dua anggotanya, Qiny Shonia Az Zahra dan Elis Nurhasanah.

Biki menyebut, secara teknis warga dilatih mengenai cara pemilihan kemasan untuk berbagai varian produk, penggunaan sticker pada kemasan, memilih kemasan ekonomis tetapi tetap dapat meningkatkan nilai jual, cara memasarkan di marketplace, memotret foto produk, serta penggunaan sealer dalam proses pengemasan produk.

Biki berharap produk yang dihasilkan nantinya bisa dinikmati oleh masyarakat di luar daerah Tasikmalaya. Sebab, makanan ringan yang dihasilkan warga tidak kalah rasa dan kualitasnya dari yang di jual di supermarket.

Bahkan, lanjut Biki, bahan-bahan yang dipakai dalam produksi kebanyakan merupakan hasil tani dari kebun sendiri.

Mengingat kawasan Desa Cukangkawung masih asri dengan banyaknya pepohonan, kebun, bahkan tumbuh-tumbuhan yang ditanam di pekarangan sendiri.

“Sayangnya, kemasan yang tidak menarik menjadi salah satu kendala dalam memasarkan produk tersebut. Sehingga kami beri pelatihan salah satunya mengemas kemasan agar menarik,” ujarnya.

Tim PPM juga memberikan bantuan untuk menunjang wirausaha, diantaranya sealer, kemasan, serta sample sticker untuk kelompok PKK dan kelompok usaha di desa tersebut.

Kepala Desa Cukangkawung, Daman mengaku bersyukur dengan adanya pelatihan yang diadakan tim PPM Unsil. Sebab, warga mendapatkan ilmu dan bantuan secara nyata untuk menjalankan usahanya.

“Alhamdulillah, adanya program pelatihan singkat mengenai pemasaran seperti ini sangat kami terima dengan baik, bahkan sangat bermanfaat bagi kemajuan para wirausaha produk Molring dan makanan ringan lainnya khususnya di Desa Cukangkawung,” tutur Daman.

Sementara salah satu peserta mengakui kemasaan yang dijual dalam produk masih terbatas. Sehingga hasil dari pelatihan ini akan realisasikan.

“Rata-rata produk hanya dipasarkan di warung tetangga, paling tidak dijadikan oleh-oleh untuk yang mau berangkat ke kota. Tapi masih dengan kemasan seadanya,” ucap salah satu peserta pelatihan saat itu.

Skema ketahanan pangan merupakan salah satu dari yang dipilih dalam program penelitian dan pengabdian yang diusung oleh LP2M-PMP Universitas Siliwangi, Tasikmalaya. ***