KAPOL.ID – Sekretaris Dinas (Sekdis) Sumber Daya Air (SDA) Jabar Yossy Desra mengatakan, bertambahnya jumlah populasi tentu saja berdampak kepada kebutuhan air.
Menurut dia, bisa dilihat di daerah-daerah yang padat penduduknya mungkin aga mulai kritis penyediaan airnya
Dikatakan, populasi yang cukup besar ada di Bodebek, karena disana pertambahan penduduknya sangat cepat.
Sehingga, itu tadi berpengaruh pada ketersediaan air.
Usai acara Jabar Punya Informasi (JAPRI) bertema Hari Air Dunia ke 30 di Gedung Sate Bandung pada Selasa 15 Maret 2022, Yossy mengatakan SDA melihat dan mengkaji titik-titik mana saja yang membutuhkan sumur resapan, dan banyak terdapat di daerah Bodebek
“Kebutuhan air itu banyak, untuk kebutuhan domestik, pertanian dan industri, manakala industri meningkat tentu saja kebutuhan air itu juga meningkat dan ini juga berpengaruh pada ketersediaan air,” ucap Yossy.
Pemprov Jabar hingga saat ini masih terus menghadirkan danau retensi (embung) sebagai alternatif atau solusi di kala terjadi penyusutan air tanah
“Kita harus melakukan penghematan air, tidak hanya air tanah saja tapi air secara keseluruhan, mengingat sudah ada sungai yang tercemar, jadi harus mulai mencari alternatif lain,” ujarnya.
Pengamat Hidrogeologi ITB Irwan Iskandar mengatakan, setidaknya air tanah sampai sepuluh hingga dua puluh persen yang ada di Jabar itu dalam kondisi kritis.
Utamanya di kawasan industri yang mengeksploitasi air tanpa memperhatikan kelestarian air tanah.
“Masyarakat umum mengambil air tentunya berbeda dengan Industri atau pabrik, harusnya pabrik memiliki jalur khusus dari daerah lain,” ujarnya. ***