KAPOL.ID –
Pemerintah Kota Tasikmalaya melakukan panen perdana cabai merah TW dari lahan tidur pemakaman umum Aisyah Rashida Tamansari, Rabu (19/6/2024).
Dari rencana 18.000 ribu tanaman yang ditanam di lahan seluas satu hektar, baru 6.000 tanaman yang dapat mulai memasuki masa panen.
“Hasilnya luar biasa, diharapkan panen perdana ini dapat memberikan dampak signifikan untuk masyarakat dan pengendalian inflasi,” kata Plh Wali Kota Tasikmalaya, Asep Sukmana.
Ia mengatakan, program pemanfaatan lahan tidur ini melalui proses yang panjang. Dan lahir dari kolaborasi pemerintah daerah, Bank Indonesia, BJB, Unsil dan tentu kelompok tani serta masyarakat.
“Tidak ada program yang dikatakan hebat kalau bekerja sendiri. Ini hasil kerja babarengan,” ujarnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya, Aswin Kosotali mengapresiasi program pemanfaatan lahan tidur untuk komoditi penyumbang inflasi.
Setidaknya dapat mengurangi ketergantungan dari daerah pemasok. Serta ada keberlangsungan pasokan menjelang musim hajatan beberapa bulan ini.
“Awal tahun lalu, harga cabai merah itu sempat menyentuh Rp 100 ribu lebih per kilogramnya hingga Idulfitri. Sekarang mulai stabil dan ada sedikit kenaikan dari harga psikologis.”
“Meski saat ini belum dalam jumlah besar, setidaknya ada keberlangsungan pasokan. Alhamdulillah hasil panen cabainya ranum dan bagus,” katanya.
Pihaknya juga berencana untuk membantu memperlancar pasokan air melalui irigasi tetes. Sehingga dapat menekan biaya tenaga kerja dan marjin keuntungan kelompok lebih besar.
“Untuk memperlancar pasokan air dan mengefisiensikan biaya tenaga kerja,” ucap Aswin.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Peternakan (DKP3) Kota Tasikmalaya, Adang Mulyana mengatakan, saat ini calon pembeli menunggu hasil panen.
Adapun hasil panen masih terus berangsur karena belum semua tanaman yang buahnya memerah. Setidaknya di tahap pertama ini ada 6 ribu tanaman yang sudah memasuki masa panen.
“Bulan ini memasuki musim hajat, panen dapat berlangsung setiap hari. Alhamdulillah kita juga dibantu Unsil terkait hasil laboratorium unsur tanahnya.”
“Sehingga penanganan lahan tidur di pemakaman ini dapat lebih maksimal,” katanya. ***