LIMBANGAN, (KAPOL).- Diduga lapuk karena dimakan usia, atap tiga ruangan kelas di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 02 Cijolang, Kecamatan Limbangan, Rabu (23/10/2019) sore ambruk.
Pihak sekolah dan orang tua siswa berharap agar pemerintah segera melakukan renovasi agar kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah tersebut tak terus terganggu.
Menurut Kepala SDN 02 Cijolang, Agus Mulyana, pihaknya masih bersyukur karena ambruknya atap tiga ruangan kelas yakni kelas 1, 2 dan, 3 itu tidak sampai menimbulkan korban.
Hal ini dikarenakan peristiwa itu terjadi pada sore hari di saat semua siswa sudah pulang dari sekolah.
“Untung ambruknya atap tiga ruangan kelas itu terjadi pada sore hari di saat kegiatan belajar mengajar sudah selesai. Alhamdulillah tak sampai menimbulkan korban,” ujar Agus saat ditemui di lokasi SDN 02 Cijolang, Kamis (24/10/2019).
Dikatakannya, saat itu memang angin bertiup cukup kencang di daerah tersebut dan tiba-tiba tiga atap ruang kelas di sekolah tersebut ambruk. Selain itu, tak ada fenomena besar lainnya yang terjadi saat itu.
Ambruknya tiga atap ruang kelas itu menurut Agus lebih diakibatkan kondisi material bangunan yang lapuk karena dimakan usia.
Sudah sejak lama bangunan sekolah itu memang tak pernah direnovasi padahal kondisinya sudah cukup mengkhawatirkan.
Padahal tutur Agus, sejak 2017 lalu pihaknya sudah mengajukan profosal untuk renovasi bangunan sekolah itu. Namun entah apa alasannya, pengajuan itu hingga saat ini tak direalisasi.
Disampaikannya, bangunan sekolah itu sendiri dibangun pada tahun 1976 dan tahun 2008 sempat mendapatkan program rehab.
Namun setelah itu tak ada lagi program rehab sehingga beberapa bagian bangunan kelas mengalami kerusakan seperti kayu atap bangunan yang lapuk, tembok yang mulai retak-retak, serta banyak kayu jendela yang juga rusak akibat dimakan rayap.
“Melihat kondisi tersebut, kami memang sudah memprediksi jika bangunan kelas ini suatu saat akan roboh. Bahkan sejak sebulan terakhir guru yang mengajar di tiga ruangan kelas yang roboh itu sering mendengar bunyi berderit apalagi ketika angin kencang,” katanya.
Ia menyatakan, peristiwa robohnya ruang kelas di sekolah tersebut bukan untuk yang pertama kalinya terjadi.
Sebelumnya pada tahun 2008 lalu, peristiwa serupa juga pernah terjadi dimana saat itu bangunan ruang kelas 4, 5, dan 6 juga ambruk.
Bahkan kejadian saat itu diakui Agus jauh lebih parah dibanding saat ini dan peristiwanya pun terjadi pada siang hari.
Untungnya, saat itu kebetulan seluruh siswa sedang berada di luar kelas karena bertepatan dengan waktu istirahat.
Melalui swadaya masyarakat sekitar tambahnya, perbaikan terhadap tiga ruang kelas yang ambruk saat itupun langsung dilakukan.
Alhasil, proses KBM pun tidak terlalau lama terganggu.
Namun untuk saat ini, perbaikan melalui swadaya masyarakat dinilainya cukup sulit dilakukan sehingga diperkirakan tiga ruang kelas itu akan cukup lama tak bisa digunakan KBM.
Agar kegiatan KBM tetap bisa berjalan, untuk sementara para siswa yang terdampak terpaksa dipindahkan dulu ke Madrasah Al Mutadin yang berjarak sekitar 200 meter dari lokasi sekolah.
“Kami sudah melaporkan kejadian ini ke Dinas Pendidikan Kabupaten Garut. Untuk sementara masih belum ada kejelasan kapan renovasi akan mulai dilaksanakan,” ucap Agus.
Masih menurut Agus, untuk mencegah terjadinya hal yang tak diinginkan, pihak sekolah dalam waktu dekat akan segera membersihkan sisa-sisa puing dan merobohkan seluruh atap ruang kelas yang terdampak.
Jika hal itu tak segera dilakukan, dikhawatirkan akan membahaykan keselamatan para siswa karena bisa saja sisa bangunan yang ada akan roboh kembali secara tiba-tiba.
Agus berharap, pemerintah segera turun tangan dalam melakukan perbaikan tiga ruang kelas yang ambruk tersebut. Dengan demikian pelaksanaan KBM di sekolah tersebut dapat kembali berjalan dengan normal.
Harapan serupa juga dilontarkan para siswa yang terdampak. Mereka juga berharap agar bangunan kelasnya yang ambruk bisa segera diperbaiki supaya mereka bisa kembali belajar di kelasnya masing-masing tanpa harus menumpang di madrasah dan kelas lainnya.
“Kalau siswa kelas 1 dan 2 untuk sementara belajarnya pindah ke madrasah tapi kelas 3 bergabung di ruang kelas 6. Suasananya tentu sangat tak menyenangkan dan lebih nyaman belajar di kelas sendiri,” komentar Nabila Ratu Bilqis, siswa kelas 3 SDN 02 Cijolang.
Sementara itu Kepala Seksi Sarana dan Prasarana, Bidang SD pada Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Ma’mun Gunawan menyatakan pihaknya menerima laporan ambruknya atap SDN 02 Cijolang pada Rabu sore. Selanjutnya Kamis pagi, dirinya langsung mendatangi lokasi untuk melakukan pengecekan dan hasilnya langsung dilaporkan ke Bupati.
Ma’mun menjelaskan, dalam laporannya ke Bupati, disebutkan adanya permintaan anggaran khusus yang bisa dialokasikan untuk perbaikan tiga bangunan sekolah yang atapnya ambruk itu.
Menurutnya perbaikan memang harus secepatnya dilaksanakan karena keberadaan ruang kelas sangat dibutuhkan.
“Di sekolah ini ada delapan rombel tapi ruangan kelas hanya ada enam. Sedangkan saat ini yang tiga kelaspun dalam kondisi rusak parah sehingga keadaannya sangat darurat untuk secepatnya dilakukan perbaikan,” kata Ma’mun. (KAPOL)***
Support KAPOL with subscribe, like, share, and comment
Youtube : https://www.youtube.com/c/kapoltv
Portal Web : https://kapol.tv/
Portal Berita : https://kapol.id/
Facebook : https://www.facebook.com/kabar.pol
Twiter : https://twitter.com/kapoltv
Instagram : https://www.instagram.com/kapol_id