SINGAPARNA—Dahlan Rais, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, menghadiri undangan tabligh akbar Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Tasikmalaya, Sabtu (21/12/2019). Acara bertempat di aula Pondok Pesantren Muhammadiyah Al-Furqon, Jl Raya Timur No. 21A Singaparna.
PDM Kabupaten Tasikmalaya sendiri menggelar tabligh akbar dalam rangka puncak perayaan milad ke-107 Muhammadiyah. Pada kesempatan ini, selain warga Muhammadiyah Kabupaten Tasikmalaya, hadir pula Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Barat, Polres, Dandim, Komisioner KPU, atlet peraih medali emas SEA Games 2019 cabang pentathlon (Muhammad Taufik), dan yang mewakili Bupati Tasikmalaya.
Adik kandung M. Amien Rais itu berceramah lebih dari satu jam. Dari sekian banyak materi yang disampaikan, ia menyinggung soal ketergantungan bangsa Indonesia terhadap bangsa lain. Di mana fakta tersebut tidak terbantahkan.
“Indonesia memproduksi apa? Indonesia itu konsumen. Tempat-tempat parkir itu, isinya mobil-mobil buatan luar. Indonesia itu, apa-apa serba impor. Betapa bangsa ini sangat ketergantungan terhadap bangsa lain,” Dahlan menuturkan.
Lebih jauh Dahlan merasa prihatin, sebab data Bank Dunia melalui Human Development Report (2018) menunjukkan bahwa indeks pembangunan (IPM) Indonesia berada di urutan ke-116 dari 189 negara. Paling tidak diukur dari tida indikator; pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan.
Muhammadiyah sendiri memiliki perhatian tinggi terhadap tiga sektor tadi. Lembaga pendidikan Muhammadiyah, dari level paling rendah hingga paling tinggi, lebih banyak dari milik pemerintah. Rumah sakit Muhammadiyah juga berdiri hampir di semua kabupaten/kota se-Indonesia. Begitupun dengan kesejahteraan dengan keberadaan berbagai panti sosial.
“Masalahnya, ungkapan ‘pendidikan dapat meningkatkan kualitas anak bangsa’ itu menyesatkan. Mestinya, ‘hanya pendidikan yang berkualitaslah yang dapat meningkatkan kualitas anak bangsa’. Ini yang benar,” Dahlan menambahkan.
Pendidikan berkualitas dapat dilihat dari beberapa sisi. Misalnya dari kelengkapan fasilitas dan kualitas tenaga pendidik di dalamnya. Sebagai salah satu guru besar Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), ia memberi gambaran soal kampusnya.
“Di kampus kami itu, satu prodi Teknik Mesin punya sembilan doktor lulusan luar negeri. Kemudian prodi Kimia punya 10 doktor lulusan luar negeri. UMS juga dibangun secara mandiri, tanpa bantuan dari mana pun,” tegasnya.
Dengan demikian, Dahlan berharap agar Muhammadiyah, di mana pun berada, dapat membantu meningkatkan IPM Indonesia. Supaya tidak semakin tertinggal dari bangsa-bangsa yang lain. Sebab, sedemikian jauh, IPM suatu bangsa yang rendah akan kian menyebabkan ketergantungan bangsa tersebut terhadap bangsa lainnya.
Support KAPOL with subscribe, like, share and comment
Youtube : https://www.youtube.com/c/kapoltv
Portal Web : https://kapol.tv/
Facebook : https://www.facebook.com/kabar.pol
Twiter : https://twitter.com/kapoltv
Instagram : https://www.instagram.com/kapol_id
Portal Inside : https://kapol.id/