KAPOL.ID – Berjuang merawat pasien, baik baru terduga ataupun yang sudah dinyatakan positif Covid–19, bukan perkara gampang. Seandainya menjadi paramedis dan berada di garis depan, apa yang terlintas dalam benak kita?
Risiko tertular tak usah diceritakan lagi. Berada di ruang isolasi, celah terpapar virus sangat tinggi. Lengah sedikit, bisa langsung terjangkit. Transmisi virus sangat terbuka. Tanpa jarak. Penularan terjadi di ruangan yang ditempati bersama pasien.
Bahkan persoalan sepele pun bisa menjadi ribet. Pingin buang air kecil saat kondisi darurat dengan kostum Alat Pelindung Diri (APD) lengkap berlapis. Tidak sepraktis biasanya. Apalagi kalau ingin buang air besar.
“Lapar dan menahan kantuk,” ujar Ns. Dikdik Nursidik, S.Kep.Ners, saat bercerita dan disiarkan dalam jaringan Youtube yang difasilitasi kanal Kujang Priangan TV, Jumat (8/5/2020). Dikdik berbagi pengalaman saat merawat pasien PDP di RSUD Kota Banjar tempo hari.
Dia sempat mendapati pasien berbohong. Tidak mengaku pernah berkunjung ke zona merah. Saat itu Dikdik melayani tanpa APD. Kemudian ternyata diketahui ternyata pasien itu positif Covid-19.
“Itu yang membuat panik, karena personal IGD menjadi OTG dan harus diisolasi. Serta menghadapi stigma negatif dari masyarakat sekitar. Akhirnya para petugas medis harus tinggal di gedung karantina yang tentunya memakan waktu lama, jauh dengan keluarga,” katanya.