KAPOL.ID – Tiga pasangan kandidat kepala daerah Kabupaten Bandung bertarung. Pasangan Dadang Supriatna-Sahrul Gunawan diusung PKB dan NasDem dengan dua partai pendukung yakni Demokrat dan PKS jumlah total dukungan 26 kursi serta lima parpol non parlemen di antaranya, Perindo, Garuda, Berkarya, Hanura dan PKPI.
Pasangan Kurnia Agustina-Usman Sayogi diusung Golkar dan Gerindra jumlah total dukungan 18 kursi dan didukung oleh dua parpol nonparlemen yakni PPP dan PBB.
Satu lagi pasangan Yena Iskandar Ma’soem-Atep Rizal diusung PDI-P dan PAN jumlah total dukungan 11 kursi dan didukung oleh satu parpol non parlemen yakni PSI.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, memandang akan berlangsung sengit antara Dadang Supriatna melawan Kurnia Agustina. Karena, keduanya memiliki basis pemilih yang kuat.
“Kurnia Agustina memiliki faktor kekerabatan politik di Kab. Bandung. Karena, istri dari Bupati Bandung (Dadang M Naser) dan putri Bupati Bandung dua periode (Obar Sobarna). Namun, ini sekaligus kelemahannya, karena melekat kekuasaan oligarki,” katanya.
Sedangkan, Dadang Supriatna, telah dipercaya pemilih duduk di kursi DPRD Kab. Bandung selama dua periode dan menjadi anggota DPRD Jabar dari Dapil Kab. Bandung, dan ini bisa teraplikasi dalam Pilkada, bahkan akan lebih dominan karena mendapat mayoritas dukungan partai politik.
“Dari komposisi dukungan parpol, Dadang Supriatna lebih berpeluang, apalagi jika mesin partai melakukan gerilya maksimal. Begitu halnya dengan Kurnia Agustina, meskipun periode lalu Dadang M. Naser memenangkan Pilkada jalur gabungan parpol, tetapi ketokohannya tak terpisah dari partai Golkar,” katanya.
Di luar itu, kata dia, ada pasangan Yena Iskandar Ma’soem-Atep Rizal yang diusung oleh PDI-P dan PAN. Menurutnya, pasangan ini menjadi kelompok senyap, berpeluang meraup suara di wilayah yang tidak diperebutkan kedua rivalnya.
“Kemenangan sangat mungkin bergantung pada komposisi pemilih, jika ada yang berhasil menggiring pemilih menyudahi oligarki di keluarga Dadang M Naser, Kurnia Agustina berpotensi kalah. Tetapi, jika kekerabatan politik masih cukup kuat, maka bersiap kepemimpinan kabupaten Bandung hanya berpindah dari suami ke istri,” katanya.