KANAL

Komisi II DPRD Jabar Sidak di Pasar Cikurubuk

×

Komisi II DPRD Jabar Sidak di Pasar Cikurubuk

Sebarkan artikel ini

KAPOL.ID – Komisi II DPRD Provinsi Jawa Barat lakukan sidak harga bahan kebutuhan pokok di Pasar Cikurubuk Kota Tasikmalaya, Selasa (20/4/2021).

Anggota Komisi II DPRD Provinsi Jawa Barat Lina Ruslinawati mengungkapkan, dari hasil sidak Komisi II diketahui bahwa harga sejumlah bahan kebutuhan pokok di Pasar Cikurubuk masih terpantau stabil.

Adapun kenaikan harga pada sejumlah bahan pokok, Lina menyebut naiknya harga masih dalam batas kewajaran.

“Sejak menjelang puasa kenaikanya diangka 10 ribuan, jadi rata dimana mana seperti itu. Disini masih wajar harga daging 110 ribu sampai 120 ribu, berbeda dengan awal  kunjungan komisi dua di sumedang, harga daging dikatakanlah tinggi di harga 145,” kata Lina.

Selain itu Lina mengungkapkan, berdasarkan informasi dari para pedagang bahwa diperkirakan akan terjadi kenaikan harga pada komoditas telur dan daging sapi menjelang hari raya idul fitri.

Selain akibat permintaan yang tinggi naiknya harga tersebut juga disebabkan karena adanya fluktuasi harga.

“Pedagang menyampaikan bahwa harga ini kemungkinan akan naik menjelang hari lebaran, pergerakan harga telur fluktuasinya dimana-mana seperti itu, tiga hari bisa berubah-ubah,” kata Lina.

Lebih lanjut Anggota DPRD Jabar dari Fraksi Gerindra Persatuan tersebut menyatakan, bahwa para pedagang Pasar Cikurubuk menyampaikan keinginan agar Pasar Cikurubuk segera dilakukan revitalisasi.

Revitalisasi tersebut dibutuhkan, setelah mengalami Pasar Cikurubuk terbakar beberapa tahun lalu dan kondisinya mulai terbengkalai serta mengakibatkan penataan pasar menjadi semrawut.

“Para pedagang menyampaikan aspirasi kepada kami soal revitalisasi pasar yang sudah bertahun-tahun tidak dibangun,” ucapnya.

Kondisinya jadi kurang layak, dan penataan pasar pun kelihatan tidak nyaman antara komoditas makanan, sandang pangan itu bercampur baur, jadi kelihatan semrawut.

“Harapan mereka ketika pasar ini dilakukan revitalisasi itu masing-masing komunitas terlokalisasi dengan baik begitu, daging, pakaian, dan bahan kelontong itu ada tempatnya masing-masing,” ujarnya.