KAPOL.ID – Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut dari 245 Proyek Strategis Nasional (PSN) yang diusulkan, hanya 89 yang direkomendasikan sebagai PSN baru yang nilai investasinya mencapai Rp1.422 triliun.
“Di dalam perinciannya, ada 15 proyek terkait jalan dan jembatan, lima proyek bandara Rp 5,66 triliun, lima proyek kawasan industri Rp 327,2 triliun, 13 proyek bendungan dan irigasi Rp 71,8 triliun. Lalu satu proyek tanggul laut Rp 5,68 triliun, satu program dan dua proyek smelter, satu proyek penyediaan lahan pangan yang berada di Kalteng dan ini sedang disiapkan juga, lima proyek pelabuhan, enam proyek kereta api, 13 proyek kawasan perbatasan, 12 proyek energi, enam proyek air bersih, satu proyek pengelolaan sampah, dan tiga proyek pengembangan teknologi termasuk teknologi drone senilai Rp 27,17 triliun,” jelas Airlangga.
Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa PSN baru ini akan menyerap jutaan tenaga kerja baru dalam beberapa tahun ke depan. Dari data yang didapatkan oleh Kementerian PUPR, setiap proyek bernilai Rp1 triliun, bisa mempekerjakan 14 ribu tenaga kerja baik langsung atau tidak langsung,
“Jadi ini adalah proyek yang sifatnya adalah pembangunan dan dalam periode 2020-2024, ini ditargetkan bisa menyerap tenaga kerja setiap tahunnya sebanyak empat juta atau selama proyek itu berjalan, agregatnya bisa mencapai 19 juta orang selama lima tahun ini,” imbuhnya.
Sesuai arahan Presiden Jokowi, Airlangga mengatakan bahwa Presiden ingin PSN tersebut selain bisa menyerap tenaga kerja baru juga bisa menghemat devisa dan menghasilkan ekspor.
“Nah beberapa project yang di-hightlight, pertama misalnya terkait pengembangan kilang di Balongan. Ini finalisasi dengan investor dari Taiwan, di mana akan dibuat refinery yang terintegrasi dengan Petrokimia. Besarnya diharapkan mencapai 12 miliar USD. Dan penghematan devisa diharapkan 12 miliar USD juga. Demikian juga disampaikan terkait pengembangan smelter di kawasan Weda Bay, Morowali, Konawe, yang sampai saat ini beberapa project sudah berjalan dan tentunya ini akan terus dijalankan dan potensi pencapaian devisa dalam 1-2 tahun ke depan bisa meningkat dari 6 miliar menjadi 9-10 miliar USD dan jumlah tenaga kerja yang bekerja di kawasan itu cukup besar. Seperti di Morowali mencapai 40.000 tenaga kerja, sedangkan Konawe mencapai 11.000 tenaga kerja,” jelasnya. [gi/ab/voa]