TASIKMALAYA, (KAPOL) – Jambore Tanam I 2019 digelar di hulu Sungai Citanduy, Blok Kukulu, Leuwitiris, dan Pangsarean, Cikadu Pagerageung, Sabtu-Minggu (28-29/12/2019).
“Gerakan ini mengajak untuk refleksi. Wujud terimakasih kita kepada alam. Anugerah tanpa batas. Sampai saat tertidur setiap orang tidak berhenti bernafas, menghirup oksigen. Berapa nilainya, jika oksigen itu dirupiahkan,” ujar Asep Hidayat, inisiator Gerakan Lestari Alam Terpadu (Geliat).
Edukasi ekologi itu diikuti utusan para pecinta lingkungan se-Tasikmalaya, di antaranya Forum Komunikasi Pecinta Alam Tasikmalaya (FKPAT), Raksa Lembur, Kelopak, Fakultas Pertanian Universitas Perjuangan, Bungaok Squad, RPB Jamanis, Wanapa, Atlas, Kompas, Cakrapala, Permata, Swastamita, LSHK, dan PPLH-Gempa.
Kepala Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Provinsi Jawa Barat, Badrujaman, S.Hut; MM., mengapresiasi aksi gabungan yang digawangi Geliat Srikandi Sungai itu. Menurutnya, menanam pohon sejatinya dibarengi dengan tulus dan jauh memandang ke depan. “Keur anak incu,” katanya didampingi penanggung jawab lapangan CDK Wilayah VI Kota dan Kabupaten Tasikmalaya, Endas.
“Menanam bukan untuk dinikmati sendiri. Tetapi manfaatnya bisa dinikmati orang lain,” ujar Endas menandaskan. Para anak muda yang terlibat dalam Jambore Tanam I ini diharapkan bisa mengenal jenis tanaman lebih dekat. Pohon yang ditanam mesti tahu jenisnya.
“Selama ini, umumnya langsung menikmati buah-buahan langsung yang sudah jadi. Tanpa mengetahui bentuk pohonnya seperti apa. Jambore Tanam ini bisa menjadi ajang edukasi untuk anak-anak muda,” katanya.