KAPOL.ID — Setiap hujan turun, jalanan di sekitar Singaparna selalu tergenang atau terendam air. Air tersebut luapan dari sungai, kemudian mengalir deras di atas aspal.
Sekalipun ketinggian air luapan dari sungai sebatas mata kaki orang dewasa, atau sekitar 20 centimeter; tetapi para pelintas selalu merasa terganggu. Apalagi masyarakat sekitar.
Bagi para pengendara, luapan air menyulitkan saat melajukan kendaraan. Pasalnya air menutup lobang-lobang di atas jalan, sehingga jika salah memilih jalan maka bisa terperosok. Terutama di tempat-tempat yang lobangnya cukup dalam.
Begitupun bagi para pejalan kaki. Bahkan di sekitar dan dalam pasar, air membuat becek dan makin memperkumuh pasar. Para pejalan kaki menjadi tidak nyaman.
Sebagai upaya untuk meminimalisir terjadinya luapan air, warga sekitar Singaparna pun melakukan pengerukan sungai. Mereka mengangkat tanah dan sampah yang menyebabkan terjadinya sedimentasi.
“Saluran airnya seringkali tersumbat sampah, sehingga aliran air jadi terhambat, hingga akhirnya meluber hingga ke jalan” terang Utep, Kepala Desa Singaparna saat memimpin warga mengeruk sungai, Jumat (6/1/2023).
Aktivitas gotong royong membersihkan sungai tersebut berlokasi di sekitar Masjid Agung Singaparna, sebelah barat taman alun-alun. Kata Utep, kondisi sungai tersebut memang sudah mendangkal, sama dengan sungai-sungai lain di sekitarnya.
Sedangkan air yang mengalir dari Situ Panganten, kata Utep selain untuk keperluan warga juga untuk memenuhi kebutuhan para pedagang di Pasar Ikan Singaparna.
Support KAPOL with subscribe, like, share, and comment
Youtube : https://www.youtube.com/c/kapoltv
Portal Web : https://kapol.tv/
Portal Berita : https://kapol.id/
Facebook : https://www.facebook.com/kabar.pol
Twiter : https://twitter.com/kapoltv