KAPOL.ID—Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Skema Kesehatan (PbM-SK) Universitas Siliwangi (Unsil) meluncurkan aplikasi Sistem Informasi Golongan Darah (SIGoDar). Tim perancang aplikasi tersebut antara lain Drs. Suharsono, M.Pd., Samuel Agus Triyanto, M.Pd., Mufti Ali. M.Pd, dan Faisal F. Noorikhsan, M.Si.
Ketua tim PbM-SK, Suharsono mengemukakan bahwa pembuatan aplikasi tersebut sebagai respon atas permasalahan kebutuhan donor di Kota Tasikmalaya. Di satu sisi kebutuhan donor meningkat, sementara di lain sisi ketersediaan darah di Palang Merah Indonesia (PMI) terbatas.
Per Oktober 2021, kata Suharsono, stok darah di PMI maksimal dua persen dari kebutuhan 2.400 labu per bulan. Dengan demikian SIGoDar bertujuan untuk mempertemukan pelayanan serta edukasi kesehatan kepada masyarakat mengenai donor darah, sehingga mendukung tercapainya kebutuhan stok darah di Kota Tasikmalaya.
“Aplikasi SIGoDar ini dirancang berkat kerja sama dengan PMI Kota Tasikmalaya, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya yaitu Puskesmas Kawalu, dan CV. Alphabet. Aplikasinya dapat diunduh di Google Play Store melalui smartphone Android. Aplikasi ini sudah melalui beberapa tahap penelitian dan pengembangan,” ujar Suharsono.
Aplikasi SIGoDar, lanjut dosen jurusan Pendidikan Biologi FKIP Unsil itu, diharapkan bisa menjadi media komunikasi dalam pelayanan kesehatan dan sarana edukasi yang efektif kepada masyarakat mengenai donor darah serta manfaatnya.
Tim PbM-SK Unsil sendiri sudah mulai mensosialisasikan aplikasi tersebut. Antara lain kepada kader Karang Taruna dan tokoh masyarakat Kelurahan Gunungtandala yang tergabung dalam Kelompok Perkumpulan Masyarakat Tanggap Donor Darah (Permatadora), serta perwakilan PMI Kota Tasikmalaya.
Sosialisasi aplikasi SIGoDar tahap pertama tersebut digelar Selasa (19/10/2021) di Aula Kantor Kelurahan Gunungtandala, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya. Anggota tim PbM-SK Unsil, Samuel Agus Triyanto menambahkan bahwa sejauh ini pemetaan golongan darah masyarakat berbasis aplikasi digital di Kota Tasikmalaya belum pernah dilakukan.
Sementara itu, memasuki era Revolusi Society 5.0 menuntut penyelesaikan berbagai permasalahan sosial dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Karena itulah aplikasi SIGoDar dihadirkan untuk mendukung percepatan pelayanan donor darah masyarakat di Kota Tasikmalaya.
“Aplikasi SIGoDar sekarang ini memuat 2.000 data pendonor yang terdiri dari golongan darah A, B, AB, dan O dari masyarakat berdomisili di Kota Tasikmalaya. Semua pendonor sudah memiliki riwayat mendonorkan darahnya melalui PMI Kota Tasikmalaya,” terang Samuel.
Sementara Faisal F. Noorikhsan menyampaikan, bahwa data pendonor di dalam aplikasi SIGoDar masih perlu ditambah. Untuk teknisnya butuh kerja sama masyarakat, Dinas Kesehatan, maupun PMI.
“Semakin banyak data pendonor yang terhimpun, maka masyarakat semakin mudah untuk memperoleh informasi pendonor darah di Kota Tasikmalaya,” ujar Faisal.
Adapun Mufti Ali menekankan, bahwa donor darah bukan hanya menguntungkan penerima donor, melainkan juga bagi pendonor. Lantarasan selain dapat mengetahui kondisi kesehatan, pendonor juga bisa menjaga kesehatan jantungnya karena darah akan mengalir lebih lancar.