KAPOL.ID — Gerakan BDS Indonesia, organisasi pionir gerakan global boikot, divestasi dan sanksi untuk Israel, kembali menegaskan gerakan boikot produk perusahaan multinasional yang terafliasi Israel jitu menghasilkan efek menyakitkan pada perekonomian Israel.
Teranyar, merespon pertanyaan publik, melalui akun X @GerakanBDS_ID, Gerakan BDS Indonesia kembali menegaskan keterkaitan satu perusahaan multinasional, Danone, Selasa 23 Juli 2024.
“Danone memiliki investasi di Israel, silahkan boikot sebisanya.”
Pernyataan ini kembali mematahkan narasi yang dikembangkan April lalu, bahwa Danone tidak masuk dalam list boikot BDS, seraya meminta publik untuk memboikot produk dengan selektif.
Dalam kesempatan berbeda, Ketua BDS Indonesia, Muhammad Syauqi Hafiz saat tampil sebagai salah satu pembicara dalam seminar online (webinar) yang digagas Aqsa Working Group, sebuah lembaga nirlaba yang peduli pada isu Palestina, menyatakan, pada daftar boikot yang misalnya dirilis oleh BdNash dan sejumlah organisasi lainnya, kriteria boikot yang mereka gunakan lebih luas, mencakup perusahaan yang berinvestasi di Israel.
Karena itulah, katanya, Danone masuk dalam daftar boikot tersebut.
Bersama Syaugi ketika itu, ikut tampil sebagai pembicara dalam webinar yang sama, Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia, Dr. H. Ikhsan Abdullah, mensinyalir sejumlah perusahaan multinasional asing yang terafiliasi Israel melakukan perlawanan balik atas gerakan boikot di berbagai negara, termasuk di Indonesia, dengan memanfaatkan ketidakseragaman daftar boikot yang beredar luas di tengah masyarakat.
“Perlu ada kesamaan pandang soal ini, sehingga muslimin tidak ragu mana yang harus diboikot dan mana yang tidak,” katanya.
“Kekuatan gerakan boikot ini dahsyat, tidak bisa diabaikan. Boikot bisa melumpuhkan perekonomian Israel dan Amerika, yang merupakan penyokong utama persenjataan Israel,” katanya.
Dia menjelaskan bahwa sebenarnya di Indonesia sudah ada lembaga yang secara spesifik mengeluarkan daftar boikot produk pro Israel dan ini bisa jadi rujukan kaum Muslimin.
“Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI) yang telah mengeluarkan daftar 10 produk terafiliasi Israel,” katanya.
“Faktanya percakapan tentang mana-mana produk pro Israel yang perlu diboikot, atau istilahnya terafiliasi Israel, masih eksis dan hidup di tengah masyarakat. Ini salah satu keberhasilan, penerimaan gerakan boikot pro Israel di tengah masyarakat merata dan meluas dan Israel jelas tersakiti karena itu,” tegas Syaugi.
Ia juga bilang, semua penggagas gerakan boikot berjuang dengan visi yang sama, yakni mensosialisasikan gerakan boikot ke masyarakat luas, baik itu boikot dengan maksud untuk memberikan pesan isolasi pada Israel, pesan bahwa masyarakat Indonesia tak mendukung kebejatan Israel, ataupun boikot untuk menghentikan mesin perang Israel.***