PENDIDIKAN

Berapa Banyak Sekolah di Kabupaten Tasik yang Daftar Kurikulum Merdeka?

×

Berapa Banyak Sekolah di Kabupaten Tasik yang Daftar Kurikulum Merdeka?

Sebarkan artikel ini
Kurikulum Merdeka
Sejumlah siswa SMP Plus Pesantren Muhammadiyah Qurrota 'Ayun sedang belajar TIK. SMP ini memberlakukan Kurikulum Merdeka Mandiri Belajar. (Foto: kapol.id/Amin R. Iskandar)

KAPOL.ID — Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendorong setiap tingkatan sekolah memberlakukan Kurikulum Merdeka. Di Kabupaten Tasikmalaya, beberapa satuan pendidikan tingkat SD dan SMP sudah menyatakan siap memberlakukannya.

Kasi Kesiswaan Bidang Pendidikan Dasar pada Dinas Pendidikan dan Kabupaten Tasikmalaya, Ahmad Solihin mengemukakan; bahwa indikator kesiapan tersebut terlihat dari proses pendaftaran. Daftarnya langsung melalui link yang disediakan oleh Kemendikbudristek.

“Untuk kurikulum ini kami tidak mengintervensi, itu murni sekolah yang menentukan. Jadi ada link khusus buat sekolah mendaftarkan diri untuk memberlakukannya. Setahu kami, beberapa sekolah sudah mendaftar,” terang Solihin akhir pekan lalu.

Solihin memang belum bisa menerangkan jumlah sekolah yang siap memberlakukan Kurikulum Merdeka secara detil. Pasalnya, ia mengaku harus terlebih dahulu membuka dokumen yang berisi catatan data tersebut.

Namun pastinya, kata Solihin; sekolah-sekolah yang mendaftar untuk memberlakukan kurikulum yang baru tersebut terdiri atas tiga kategori. Antara lain Merdeka Mandiri Belajar, Mandiri Berbagi dan Mandiri Berubah.

“Sekolah yang siap dan sudah mendaftarkan diri itu kurang dari 100 sekolah. Yang saya tahun satu sekolah mendaftar Mandiri Berbagi dan lainnya Mandiri Belajar,” lanjut Solihin.

Sekalipun demikian, sejauh ini yang berlaku masih Kurikulum 13 (Kurtilas). Sehingga untuk ujian akhir kelas 6 SD belum menggunakan Kurikulum Merdeka. Kemungkinan pemberlakuan Kurikulum Merdeka akan mulai sekitar dua atau tiga tahun mendatang.

“Pada intinya dengan kurikulum ini siswa bisa lebih leluasa. Sekolah bisa mengabulkan keinginan siswa selama potensi itu bisa dikembangkan. Kurikulum ini juga disesuaikan dengan potensi sekolah. Misalnya sekolah yang ada di pedesaan, bisa mengoptimalkan potensi pertanian dan lainnya,” tandas Solihin.

Support KAPOL with subscribe, like, share, and comment

Youtube : https://www.youtube.com/c/kapoltv

Portal Web : https://kapol.tv/
Portal Berita : https://kapol.id/
Facebook : https://www.facebook.com/kabar.pol
Twiter : https://twitter.com/kapoltv