KAPOL.ID — Persediaan beras di pasar Singaparna tidak menentu. Beras kiriman dari luar daerah tak ada, beras lokal pun seret. Akibatnya, harga melambung tinggi.
Hal tersebut dikemukakan oleh salah seorang pedagang di pasar Singaparna, Didin. Katanya, untuk saat ini ia tak berani memesan beras dari luar daerah karena tingginya harga.
“Sebenarnya beras dari luar daerah itu banyak. Cuma dari sana juga harganya naik. Beras yang biasa kami beli Rp 9.500 sekarang naik jadi Rp 10.500. Otomatis menjualnya juga naik. Biasanya Rp 10.500 sekarang mah Rp 11.000,” terang Didin, Sabtu (4/2/2023).
Kenaikan harga beras juga terjadi pada jenis lainnya. Harga beras yang sebelumnya seharga Rp 11.000 di pasar Singaparna, sekarang justru harga tersebut berasal dari distributor. Alhasil, pedagang menjual kembali seharga Rp 12.000.
Untuk solusinya, kata Didin, para pedagang berhenti belanja beras dari luar daerah seperti dari Banjar, Garut dan Cirebon. Belakangan para pedagang lebih mengutamakan beras lokal seperti dari Singaparna, Cigalontang, Salawu dan Leuwisari.
“Memang dari dulu juga kami tidak selalu membeli beras dari luar wilayah. Masalahnya, sekarang mah pasokan beras lokal juga mengalami penurunan. Harganya juga sama, naik,” lanjut Didin.
Sementara dalam kondisi normal, beras lokal yang masuk ke pasar Singaparna antara dua sampai tiga ton sekali pengiriman. Sekarang seret, paling banyak hanya enam kuintal.
“Selain barangnya kurang, harganya juga sekarang mah sama saja, ada yang Rp 10.000, Rp 11.000 dan Rp 12.000 per kilo,” pungkas Didin.
Support KAPOL with subscribe, like, share, and comment
Youtube : https://www.youtube.com/c/kapoltv
Portal Web : https://kapol.tv/
Portal Berita : https://kapol.id/
Facebook : https://www.facebook.com/kabar.pol
Twiter : https://twitter.com/kapoltv