KAPOL.ID – Seorang karyawan PT Kahtex warga Desa Cisempur Jatinangor, Dian mengaku tertipu oleh oknum yang mengaku dari Bank BNI.
Aksinya melalui WhatsApp pada Senin (16/9) pukul 16.00 WIB dengan mengirim sebuah surat palsu.
Di dalamnya, berisikan iming-iming ada perubahan tarif transfer ke bank lain.
Begini, ini suratnya “Sehubungan untuk meningkatkan kualitas dan keamanan nasabahnasabah bertransaksi, mulai nanti malam saat pergantian tanggal, pihak Bank BNI mengubah tarif lama transfer bank lain Rp. 6.500/transaksi, diubah menjadi tarif baru Rp. 150.000/bulan(auto debit dari rekening tabungan) bebas transaksi”.
1. Apakah anda setuju dengan tarif baru 150.000/bulan, bebas transaksi
2. Tidak setuju dan ingin tetap di tarif lama 6.500/transaksi
Namun di dalam surat tersebut ada kata-kata ancaman, kiranya begini :
Jika bapak/ibu tidak ada konfirmasi, berarti dianggap setuju dengan tarif yang baru, perubahan skema tarif dalam tahap percobaan untuk 6 bulan kedepan.
Dan, untuk memperlancar aksinya, dalam surat itu di tandatangani oleh direktur utama diatas materai.
Awal mula kejadiannya, Dian panik ia baru terbangun dari tidur lalu membaca surat seperti itu.
“Siapa yang setuju, jika ada perubahan yang awalnya 6.500 jadi 150.000/bulan. Karena panik, saya menuruti petunjuk yang di WhatsApp itu untuk mengisi link yang dikirim,” ucap Dian kepada awak media.
https://layanan-ubah-tariff.xb-com.sbs/Akun/
Dian lalu meng klik link itu, yang di dalamnya diperintah untuk mengimput data dari mulai no kartu email, nomor HP dll.
“Setelah mengisi link tersebut, ternyata si pelaku penipu berhasil mengambil sejumlah uang yang ada di rekening saya, kurang lebih Rp 15 juta,” ujarnya.
Dian baru menyadari hal tersebut, saat mengecek M-bankingnya. “Kejadian ini kali pertama saya alami, mohon disebar luaskan supaya semua orang bisa berhati-hati,” ujarnya.
Dian mengatakan sudah melaporkan kejadian tersebut ke Polisi dan berharap pelakunya tertangkap.
“Saya panik, ini kesalahan saya, jangan sampai ada korban lagi. Kecewa, karena saya mengumpulkan uang sebesar itu dengan susah payah,” tutup Dian. (Helmi Fauzi)***