KAPOL.ID–Objek wisata Cipanas dan Kawah Galunggung memang buka. Tapi pengelola dan Satgas Covid-19 membatasi jumlah pengunjung. Maksimal 30% dari total kapasitas.
Untuk meminimalisir kerumunan massa, koordinasi antarpetugas menjadi kunci. Ketika jumlah pengunjung sudah 30% dari kapasitas, penjaga gerbang menginformasikannya kepada petugas di perempatan Jl. Cisinga.
Dengan demikian, secara otomatis petugas menutup jalan di perempatan. Pengunjung sama sekali tidak bisa melanjutkan perjalanan; sampai pengunjung lain yang berada di lokasi wisata pulang.
“Kapasitas Cipanas ini sekitar 1.400-an. Jadi kita bagi beberapa sif untuk pengunjung. Antara dua sampai tiga jam. Kalau yang di dalam sudah keluar, baru pengunjung lain masuk. Giliran,” terang Syahidin yang berjaga di pintu masuk Cipanas, Minggu (16/5/2021).
Berdasarkan pantauan kapol.id, petugas kepolisian menutup akses jalan menuju Galunggung di perempatan sekitar pukul 10.30 WIB. Karena itu, antrian kendaraan pun terjadi di sana, hingga memicu kemacetan.
Sementara menjelang Duhur, pengunjung sudah berangsur berkurang. Bahkan saat kapol.id memantaunya hingga selepas Duhur, hanya satu-dua kendaraan roda dua dan empat yang masuk.
Di samping itu, protokol kesehatan juga diterapkan secara ketat. Antara lain petugas memastikan pengunjung mengenakan masker dan suhu tubuh di bawah 37 derajat celcius. Di atas itu, pengunjung mesti kembali pulang.
Sistem pengelolaan objek wisata Cipanas dan Kawah Galunggung pascalebaran juga ditinjau oleh Satgas Covid-19 Kota dan Kabupaten Tasikmalaya. Antara lain kapol.id menjumpai Kepala Trantibum BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Dindin, di lokasi.
“Ikhtiar kita untuk menekan penyebaran Covid-19 di tempat wisata memang salah satunya dengan cara membatasi jumlah pengunjung yang masuk. Karena di sini kan kolamnya kecil-kecil,” ujar Dindin.
Antusiasme masyarakat sendiri, lanjut Dindin, memang sangat tinggi. Pihaknya menyadari bahwa hal tersebut tidak dapat terelakkan. Sudah tradisi selepas Idulfitri.