Oleh Ilham Abdul Jabar
Dewan Guru Pesantren Al Hikmah Mugarsari Kota Tasikmalaya
Jika Anda pengguna TikTok atau Instagram pasti pernah mendengar atau bahkan tergelitik dengan bunyi “Tob Tob Tobi Tob” yang kerap muncul di For You Page (FYP). Jangan khawatir, ini bukan ayat suci Al-Quran, melainkan sebuah syair klasik Arab yang sedang naik daun kembali berkat platform media sosial. Tapi, apa sebenarnya makna di balik “Tob Tob Tobi Tob” ini? Apakah sekadar gurauan, tren TikTok, atau ada cerita menarik di baliknya?
Ternyata, “Tob Tob Tobi Tob” bukanlah sekadar kalimat random. Ia berasal dari syair klasik Arab berjudul Saud Safir al-Bulbul (صوت صفير البلبل), yang berarti “Suara Siulan Burung Bulbul.” Syair ini sudah berusia lebih dari 1.000 tahun! Ya, Anda tidak salah dengar—syair ini diciptakan lebih dari satu milenium yang lalu, tepatnya pada masa pemerintahan Khalifah Abu Ja’far al-Mansur dari Dinasti Abbasiyah.
Kisah ini saya temukan dari dua kitab yang saya baca akhir akhir ini Kitab Nawadir al-Khulafa’, I’lam an-Nas bima Waqa’a li al-Baramika ma’a Bani al-‘Abbas Hal.86 dan Is’af al-Akhyar bima Ishtahara wa Lam Yasihh min al-Ahadits wa al-Atsar wa al-Qasas wa al-Ash’ar (J.2, H.413). Karya Syekh Al Baamusi
Jadi begini kisahnya ya. Khalifah Abu Ja’far al-Mansur adalah Khalifah yang terkenal cerdas dan memiliki ingatan luar biasa. Konon, setiap kali ada penyair yang membacakan syair, sang khalifah bisa langsung menghafalnya hanya dengan sekali dengar. Bahkan, dia memiliki dua pelayan yang juga memiliki kemampuan serupa: satu bisa menghafal setelah dua kali mendengar, dan satunya lagi setelah tiga kali. Jadi, bisa dibayangkan betapa sulitnya bagi para penyair untuk menciptakan syair yang belum pernah didengar oleh sang khalifah.
Namun, ada satu penyair jenius bernama Al-Asma’i yang berhasil “mengakali” sang khalifah. Al-Asma’i tahu bahwa jika dia membuat syair biasa, pasti akan langsung dihafal oleh khalifah dan pelayannya. Maka, dia menciptakan syair yang penuh dengan permainan kata, bunyi berulang, dan irama yang rumit. Syair ini sengaja dibuat sulit untuk dihafal, bahkan oleh orang secerdas Khalifah Abu Ja’far al-Mansur.
Salah satu bagian syair itu berbunyi:
صَوْتُ صَفيرِ البُلْبُلِ هَيَّجَ قَلْبِيَ الثَمِلِ
(Suara siulan burung bulbul, menggoncang hati yang mabuk)
وَالعُودُ دَنْدَنَ دَنَ لِي وَالطَّبْلُ طَبْطَبَ لِي
(Bunyi seruling berdendang-dendang, tabuh bergegar-gegar!)
طَب طَبِ طَب طَبِ طَب طَب طَبَ لِي
(Tob! Tob! Tob Tob Tob!)
lalu Imam Al Asma’i masuk menemui khalifah dengan mengubah penampilannya seperti seorang badui asing yang bercadar, tidak terlihat darinya kecuali kedua matanya. Kemudian dia membacakan syair yang disebutkan tadi.
Terkejut
Ketika syair ini dibacakan, sang khalifah pun terkejut. Otaknya yang biasanya bisa menghafal apa pun, kali ini tidak mampu mengulang syair tersebut. Bahkan, kedua pelayannya juga angkat tangan. Akhirnya, sang Khalifah memanggil imam Al Asma’i
“Wahai saudara Arab, bawalah apa yang tertulis di sana, kami akan memberimu emas seberatnya.”
Imam Al Asma’i menjawab: “Wahai tuanku, aku tidak menemukan kertas untuk menulisnya. Aku hanya memiliki sepotong pilar marmer dari zaman ayahku, yang tergeletak tanpa ada gunanya bagiku. Maka, aku mengukirnya di sana.”
Khalifah pun tidak punya pilihan selain memberinya emas seberat pilar marmer itu. Hingga akhirnya, habislah semua harta yang ada di perbendaharaannya. Lalu, Imam Al Asma’i mengambilnya dan pergi.
Jadi, lain kali Anda mendengar “Tob Tob Tobi Tob” di TikTok, ingatlah bahwa di balik bunyi yang catchy itu, ada sejarah panjang tentang kecerdikan, kreativitas, dan keindahan seni yang abadi.***