KANAL

Ecoprint Batik Dahon Pangandaran, Kombinasi Skil dan Keindahan Dari Alam

×

Ecoprint Batik Dahon Pangandaran, Kombinasi Skil dan Keindahan Dari Alam

Sebarkan artikel ini
Perajin Ecoprint batik dahon Pangandaran memperlihatkan produk dengan metode kukus di workshopnya Jalan Raya Cijulang Pangandaran, baru-baru ini. *

KAPOL.ID –
Beberapa tahun terakhir ini, produk Ecoprint Batik Dahon menjadi ikonik Pangandaran Jawa Barat. Di samping garis pantai yang memukau dengan olahraga air.

Dengan metode ecoprint, berbagai motif dedaunan dari pepohonan daerah Pangandaran nampak. Ditambah tingkat kesulitan dalam membuat motif dan penanganan membuat harga jual lebih bernilai.

“Jadi membuatnya harus tekun, dan ada metode tersendiri saat memukul palu kayu untuk memunculkan motifnya. Ada juga dengan metode kukus.”

“Kemudian pewarnaan alami kain yang membutuhkan waktu dan prosesnya pewarnaan tidak cukup sekali,” kata Owner Batik Dahon Pangandaran, Elin Herlina, Selasa (29/4/2025).

Ia bercerita, mulanya tidak terlalu percaya diri atas hasil karya dengan metode ecoprint. Motif dedaunan itu berasal dari tanaman-tanaman yang ada di Pangandaran.

Seperti daun ketapang, kulit mahoni, bunga-bunga yang diproses langsung ke sehelai kain berbahan katun.

Kemudian mencoba memberanikan diri mengikuti pameran di Pangandaran. Produk kain batik tersebut mendapat respon positif dari pasar. Sampai akhirnya Bank Indonesia tertarik untuk melakukan pendampingan.

“Alhamdulillah, di samping dari pameran ke pameran, sudah banyak wisatawan yang datang ke workshop. Tahun 2024 kemarin, ada lebih dari 500 orang yang ikut wisata edukasi,” katanya.

Untuk mendorong pemasaran produk, lanjut Elin, menggandeng himpunan pramuwisata Indonesia dan Asosiasi perjalanan wisata (Asita).

“Termasuk wisatawan mancanegara. Produk kita sudah sampai di Korea, Perancis dan berbagai negara lainnya,” ujarnya.

Produk

Seiring dengan berjalannya waktu, pihaknya pun mengembangkan produk tak hanya sekadar di atas kain katun. Merambah ke sutra, sepatu, tas dan kerudung.

Ecoprint batik dahon dengan bahan katun biasa dibanderol Rp 400 ribu perlembar. Untuk katun sutra Rp 500 ribu perlembar. Sepatu mulai dari Rp 400 ribu per pasang. Kaos katun bambu mulai dari Rp 200 ribu.

“Alhamdulillah kita juga di beberapa hotel di Pangandaran sudah ada display, di marketplace juga sudah ada,” katanya.

Ia juga bercita-cita mengembangkan workshop lebih besar di Cijulang Pangandaran. Untuk mendorong wisata edukasi dan penjualan lebih besar.

“Pangandaran tidak kalah dengan Bali, banyak spot wisata beragam selain pantai. Keren,” kata Nugraha salah seorang wisatawan. ***